Kerahkan KR Baruna Jaya Cari Kotak Hitam Pesawat Sriwijaya Air
Badan SAR Nasional (Basarnas) mendapatkan bantuan tambahan dari Kapal Riset (KR) Baruna Jaya IV dalam mencari black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Dengan bergabungnya Baruna Jaya total jumlah kapal yang terlibat dalam operasi ini sebanyak 54 kapal.
"Kalau kemarin 53 kapal, hari ini menjadi 54, ada penguatan. Kalau tidak salah KR Baruna Jaya untuk memperkuat deteksi bawah air," ujar Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Rasman di Posko Basarnas di Dermaga IJCT, Selasa, 12 Januari 2021.
Rasman menjelaskan, hingga proses evakuasi hari keempat, terdapat 13 helikopter yang bertugas untuk memantau dari sektor udara. Kemudian, jetski sekitar 20 unit dan ambulans yang sudah disiagakan sebanyak 22 unit.
Sementara, jumlah personel yang diturunkan sebanyak 3.600 yang berasal dari berbagai instansi, mulai dari TNI, Polri, maupun instansi lainnya.
"Itu yang tersedia untuk kita maksimalkan dalam operasi hari ini," kata Rasman
Kapal Baruna Jaya milik BPPT sudah dilengkapi dengan alat-alat pencarian bawah laut. Kapal dengan teknologi tinggi ini akan diterjunkan untuk melakukan pencarian black box pesawat.
"Kapal Baruna Jaya IV sudah ada beberapa peralatan untuk underwater recovery. Kami juga sedang siapkan operasional untuk mencari black box malam ini, tentu kami mengikuti koordinasi dengan Basarnas," ujar Ketua KNKT Suryanto Cahyomo, Selasa, 12 Januari 2021.
Tim Search and Rescue (SAR) TNI Angkatan Laut menyebut puing-puing pesawat padat di bawah air menjadi kendala pencarian kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Volume pesawat yang begitu besar dan 'impact' ke permukaan laut yang begitu besar, sehingga barang itu masih tertimbun oleh bongkahan pecahan Itu sendiri," ujar Komandan Satuan Tugas Laut Operasi SAR (Dansatgasla Ops) Sriwijaya Air 182, Laksamana Yayan Sofyan di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Selasa 12 Januari 2021.
Rencananya, hari ini, operasi SAR akan mengurai material pesawat untuk memudahkan pencarian kotak hitam pesawat.
Penguraian diselami oleh penyelaman Angkatan Laut, baik itu Denjaka, Kopaska, Dislambair. Kemudian diselami satu per satu bongkahan dibuka dan dibawa ke permukaan," katanya.
Sinyal pancaran kotak hitam sudah menjurus ke satu lokasi. Tim operasi SAR sempat mendengar bunyi ping sebanyak dua kali di sekitar lokasi pencarian.
"Penyelam bawa ping locator, dia dengarkan. Misalnya didengarkan di situ, makin nyata. Kemarin sudah ditemukan ada dua ping dan sudah dilokalisir. Artinya bukan berarti black box itu sudah ketemu tapi sudah dilokalisir," kata Yayan.
Operasi SAR ini terkrndala gelombang tinggi dan arus di dasar laut yang kuat. Sehingga penyelaman disesuaikan dengan kondisi cuaca. "Keselamatan para penyelam kan harus diperhitingkan, meskipun penyelam TNI AL tersebut mempunyai semangat dan keberanian yang cukup tinggi.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Advertisement