Kera Berkeliaran, BKSDA Siapkan Jebakan
Warga di Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo masih “dihantui” munculnya kera-kera liar, yang beberapa hari lalu menyerang bayi berusia sekitar 40 hari.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah 6 Probolinggo, Kamis, 25 April 2019 memasang perangkat (jebakan) kera yang diletakkan di bawah rumpun bambu di pinggir sungai di Kedungasem.
“Kami menyiapkan kandang jebakan kera setelah mendapat laporan adanya serangan kera liar di Kedungasem,” Kepala Seksi (Kasi) BKSDA Wilayah 6 Probolinggo, Mamat Ruhimat, Kamis.
Dikatakan jika kelak kera-kera liar itu tertangkap maka akan dilepasliarkan di hutan, yang menjadi habitat aslinya. Tujuannya, agar kera-kera liar itu tidak lagi mengganggu apalagi menyerang warga di Kedungasem.
Mamat menambahkan, kera yang bekerliaran di Kedungasem belum diketahui dari mana berasal. Yang jelas, termasuk kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang memang biasa turun ke lahan pertanian bahkan ke permukiman jika habitatnya rusak.
Kera ekor panjang tidak termasuk satwa yang dilindungi. Meski boleh ditangkap, warga diimbau tidak seenaknya memburu dan membunuh primata tersebut kecuali mereka menyerang manusia.
“Kera-kera yang menyerang warga itu, karakternya tidak suka diganggu. Tetapi kalau lingkungannya rusak atau terganggu manusia, mereka pun menyerang manusia,” ujarnya.
Sabtu, 20 April 2019 lalu misalnya, seekor kera ekor panjang menyerang Muhammad Aldo Sanjaya, bayi usia 40 hari di Kedungasem. Bayi di kamar, yang ditinggal ibunya mencuci itu tiba-tiba dicakar mukanya. Ketika Yuiatin, ibunya memergoki, kera tersebut “melempar” bayi itu ke lantai.
Terkait pemasangan perangkap oleh BKSDA, sejumlah warga Kedungasem mengaku lega. “Mudah-mudahan kera-kera itu kena jebak sehingga anak-anak aman saat bermain di luar rumah,” ujar Dwi, 29 tahun, warga Kedungasem. (isa)