Kepemimpinan Spiritual, Apa Relasi dalam Bernegara?
Jakarta: Kepemimpinan spiritual telah membentuk warna tersendiri dalam lembaga pendidikan pesantren yang ada di Indonesia. Model kepemimpinan ini harus dan akan selalu melekat dalam pesantren dan bisa dijadikan model dalam setiap lembaga pendidikan maupun organisasi.
"Kepemimpinan spiritual kiai di pesantren sudah menjadi watak dasar sejak munculnya lembaga pendidikan keagamaan tersebut. Kepemimpinan spiritual sangat berbeda dengan model kepemimpinan apapun yang kita kenal," kata Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, dikutip ngopibareng.id, Selasa (7/11/2017).
Menurut Kiai Ma'ruf, demikian ia akrab disapa, kepemimpinan kiai yang demikian ini bukan hanya nampak dalam transfer ilmu pengetahuan semata. Namun lebih dari itu, kepemimpinan ini sudah melampaui batas-batas fisikal.
"Kepemimpinan ini tidak lagi hubungan antara guru dan murid di sekolah atau antara dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi. Tapi lebih dari itu, kepemimpinan ini adalah seperti hubungan orang tua dan anaknya," katanya.
Kiai Ma'ruf menjelaskan, pengaruh kiai sangat besar sekali dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada santri dan masyarakat luas dan akan selalu menjadi panutan bagi mereka.
"Sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami mentaati) itulah yang menjadi ciri khas bagaimana pengaruh kiai bagi santri dan masyarakat luas," katanya, dirilis nu-online.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga memandang perlu bagi setiap orang untuk selalu meneladani kiai dengan jiwa kepemimpinannya yang selalu tersambung sanad keilmuannya dengan Rasulullah dan selalu mendoakan bagai kebaikan santri dan masyarakat luas.
"Maka bentuk dari hubungan ruhiyyah antara santri dan kiainya setidaknya tercermin dari kegiatan tahunan, yang biasa kita kenal dengan istilah haul. acara ini menjadi jembatan bagaimana ketersambungan itu akan tetap terjalin," terangnya. (adi)
Advertisement