Kepala UPTD Taman Kota Surabaya Lakukan Survei ke Hutan Bambu
Pramudita Yustiani, Kepala UPTD Taman Kota Surabaya, melakukan survei hutan bambu Keputih, Selasa 3 Maret 2020. Tujuan survei ini untuk mengetahui kondisi hutan bambu sekarang.
Sebelumnya, ada dugaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya lalai dalam pengelolaan hutan. Hal ini ditengarai tidak adanya upaya pembersihan dan perawatan hutan bambu. Tampak sisa-sisa penebangan pohon masih berserakan. Pun ada berdirinya saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Selain itu, jajaran pohon bambu yang berdiri kokoh terdapat bagian yang berongga. Berbeda dengan kondisi hutan pada tahun 2016, bambu masih mendominasi dan tidak terlihat rongga di hutan tersebut.
Diduga, ada pihak yang berani menebang ratusan pohon bambu untuk stigger (penyangga pohon). Sayangnya, penebangan ini dilakukan tanpa adanya pengawasan.
Menanggapi hal ini, Pramudita turun langsung ke lapangan untuk meninjau lokasi. Dia ditemani Abid, satgas taman bagian Taman Harmoni dan Hutan Bambu, serta Muhammad Idris, penjaga parkir hutan bambu.
Menurut keterangan Abid, Pemkot lah yang memotong 900 pohon untuk strigger taman kota. Terakhir, penebangan pohon terjadi sekitar tiga minggu yang lalu.
“Kami menebang sekitar 900 pohon untuk stigger. Penebangan dilakukan dengan memilih bambu yang kuning atau miring. Itu dibuat untuk penyangga tanaman di kota” kata Abid
Setelah melihat situasi terbaru, Pramudita mencanangkan penyulaman, perawatan dan perbaikan pengairan di sini.
“Kami dalam waktu seminggu ke depan akan menambah pohon di sepuluh titik. Selain itu, mengatur sistem pengairan atau penyiramannya,” kata Pramudita.
Dia menambahkan, “Saya pun akan menugasi satu petugas tetap untuk menjaga dan merawat hutan ini.”
Selama ini, lanjut Pramudita, pengelolan hutan bambu menjadi satu kesatuan dengan Taman Harmoni. Jika ada kerja bakti kebersihan pada Taman Harmoni, maka hutan bambu pun juga dibersihkan.
Ketika ditanya soal pengelolaan hutan bambu pada tahun-tahun sebelumnya, Pramudita mengaku pengelolaannya masih di prioritaskan pada Taman Harmoni.
“Waktu itu kami ada prioritas taman harmoni, karena saat itu perluasan taman. Ada taman insenator dan harmoni bagian utara,” ungkapnya.
Di sisi lain, hal yang menjadi polemik lainnya pada lokasi tersebut adalah keberadaan SUTET atau menara listrik. Untuk masalah ini, Pramudita mengaku kurang mengetahui perizinannya.
“Masalah SUTET saya kurang tahu dan bukan wewenang saya. Mestinya itu sudah ada perizinannya, buktinya itu bisa berdiri,” tutupnya.