Kepala Staf Kepresidenan Beri Motivasi Peternak di Batu
Para peternak domba dan kambing harus mampu menghadapi perkembangan zaman di era disrupsi. Yakni masa ketika banyak terjadi perubahan yang fundamental atau mendasar di berbagai sektor kehidupan.
Tak ada satu orang pun mampu menghentikan disrupsi beserta perubahan yang tengah terjadi begitu cepat di dunia ini. Mereka yang tergilas dan tak bisa mengikuti perkembangan di era disrupsi kemudian cenderung memaki-maki dan menyalahkan orang lain.
Hal itu pesan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat hadir dalam Silaturahmi Nasional ke-6 Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia di Jatim Park 2, Batu, Jawa Timur. Acara digelar Himpunan Peternak Domba-Kambing Indonesia (HPDKI).
Silaturahim Nasional ini juga menggelar berbagai kontes domba dan kambing untuk memperebutkan Piala Presiden 2018. Tema yang diambil dalam kegiatan ini yakni ‘Peternak Muda Membangun Bangsa, Bangga jadi Peternak Indonesia’.
“Disrupsi di dunia berjalan amat cepat dengan segala perubahan, kecepatan, resiko, kompleksitas, maupun kejutan-kejutannya. Kita tak menyangka, baru saja ada penemuan teknologi tertentu, kini sudah ada lagi yang lebih baru. Di sinilah kia harus terus berkembang dan meng-update diri,” katanya.
Pada kesempatan ini, Moeldoko mengaku bangga karena kian banyak peternak berasal dari generasi milenial. Pria yang juga menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu pun menyatakan optimismenya pada pasar produk domba dan kambing di dalam negeri.
“Konsumsi protein di Indonesia itu masih sangat jauh dari kebutuhan masyarakat kita. Jadi, marketnya besar sekali. Itu belum bicara ekspor lho,” bebernya.
Berbagai lomba digelar pada acara ini, antara lain seni ketangkasan Domba Garut, kontes ternak Kambing Peranakan Etawa (PE), serta eksebisi ternak domba dan kambing unggulan memperebutkan Piala Presiden Jokowi. Dalam kelas ekstrem, terpilih seekor kambing bernama ‘Lasson’ asal Lumajang seberat 149,8 kilogram.
Dalam kunjungannya ke Batu, Moeldoko menyempatkan diri singgah ke Balai Kota ‘Among Tani’, sebagai pusat pemerintahan dan perkantoran terpadu seluas 4,1 hektar yang dibangun murni dari APBD Kota Batu dengan anggaran Rp 311 miliar.
Moeldoko juga mampir ke salah satu destinasi unggulan wisata lain di Batu, yakni Museum Musik Dunia di area Jatim Park 3. Moeldoko takjub dengan wisata edukatif yang menampilkan alat musik dari berbagai belahan dunia dan juga memorabilia aneka genre musik seperti jazz, pop, rock, dan keroncong.
“Saya mendukung Kota Batu mengembangkan potensi pariwisatanya di era disrupsi ini,” kata Moeldoko. (umr)
Advertisement