Kepala Sekolah di Surabaya Diduga Tampar Siswa Inklusi
Kekerasan di lingkungan pendidikan kembali terjadi. Kali ini Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Surabaya Bahrun diduga melakukan tindakan tak terpuji itu kepada salah seorang orang siswanya.
Siswa itu adalah RA (16), ia bahkan diketahui adalah seorang anak berkebutuhan khusus (inklusi) yang duduk di kelas 11 SMKN 1 Surabaya.
Orangtua RA, Budi Sugiharto (44), mengatakan kejadian ini bermula saat anaknya dan sejumlah siswa lain telah usai melakukan ujian tengah semester (UTS) di jam pertama pelajaran, Rabu, 26 September 2018.
Usai mengerjakan soal-soal, penjaga ujian meminta para siswa yang sudah selesai, untuk sementara keluar ruangan sembari menunggu ujian selanjutnya. Setelah beberapa saat berada di luar, RA dan beberapa anak lain malah dibentak oleh Bahrun yang saat itu berkeliling mengontrol jalannya UTS.
Menurut penuturan Budi, setelah mengetahui para siswa yang berada di luar, kepala sekolah itu lalu mengecek hasil ujian para siswa, di sana ternyata ditemukan beberapa soal yang belum terjawab. Bahrun makin naik pitam dan menampar RA tanpa alasan.
"Padahal keluar itu diperintah gurunya, tapi di luar malah dimarahi kepala sekolahnya, tanpa alasan yang jelas. Anak saya ditampar, sampai kacamatanya terjatuh" ujar Budi, saat ditemui di SMKN 1 Surabaya.
Budi mengatakan, usai mengalami perlakuan kasar itu anaknya yang juga menderita inklusi kini mengalami trauma." Anak saya itu inklusi, dan sekarang akibatnya dia jadi trauma," kata dia.
Selain RA, ternyata ada dua anak lain yang mengalami perlakuan kasar, salah satunya adalah MZ (16) yang saat itu mencoba memberikan penjelasan ke Bahrun, bahwa RA adalah salah satu anak inklusi.
"Saya mau coba jelaskan, tapi saat mau salaman tangan saya ditampel, (ditangkis), ada temen satu lagi yang dijambak," kata dia.
Atas perbuatan itu, Budi mengaku geram. Ia pun meminta Bahrun untuk ikhlas mengundurkan diri dari jabatannya, demi kebaikan pelajar SMKN 1.
"Saya minta kepala sekolah untuk mundur, saya kasihan anak-anak lain, karena gak pantes, saya minta keikhlasan Pak Bahrun demi masa depan pelajar, karena gak pantes guru berbuat kasar," kata dia.
Pantauan ngopibareng.id, hingga pukul 12.00 WIB, Bahrun tak terlihat di kantornya. Wakasek Kesiswaan SMKN 1, Asslamet mengatakan Bahrun kini tengah mengikuti rapat di lur sekolah. "Terakhir beliau rapat di luar," katanya. (frd)
Advertisement