Kepala Negara Tak Becus! Ini Cara Mengganti Tanpa Kudeta
Di masa-masa perhatian pemerintah terhadap masalah pandemi Covid-19, ada saja seorang warga negara menginginkan sesuatu. Yakni, mengganti kepala negara.
Agaknya, ada juga di suatu negara yang warganya menilai kepala negara yang sekaligus kepala pemerintahan dinilai tak becus. Tak cakap memimpin.
Ini tentu berbeda dengan sikap negara sebelah, seperti di Myanmar. Yang mengganti kepala pemerintahannya dengan kudeta militer. Tentu ini tak kita kehendaki bersama.
Ohooi...! Ternyata ada cara yang khas untuk mengganti kepala negara, dalam lelucon berikut:
Orang Amerika dengan sombongnya berkata: "Kami pagi hari memberi suara, sore harinya sudah tahu siapa yang menjadi presiden kami."
Orang Cina dengan sikap dingin berkata: "Aduh, kalian ini bodoh engga? Kami hari ini memberi suara, tahun yang lalu kami sudah tahu siapa presiden kami."
Dengan sikap meremehkan, orang Korea Utara berkata kepada orang Amerika dan orang Cina: "Kami tak usah memberi suara, sejak kecil sudah tahu pemimpin kita siapa."
Dengan sikap apatis, orang Jepang berkata: "Kami selalu memberi suara, tetapi kami tidak pernah mengetahui siapa nanti yang akan menjadi Perdana Menteri."
Orang Rusia dengan tersenyum dingin berkata: "Di negeri kami, bila sudah capek jadi presiden terpilih bisa diganti menjadi Perdana Menteri, dan sebaliknya bila sudah capek jadi Perdana Menteri juga bisa diganti menjadi presiden terpilih."
Setelah memandang mereka masing-masing dengan sikap ragu-ragu, orang Kuba menanya dengan suara lembut: "Bang, seorang pemimpin apa masih bisa diganti?"
Orang Irak menjawab dengan lantang: "Sudah tentu bisa, kenapa tidak! Kalau bukan diri kita yang menggantinya, orang Amerikalah nanti yang akan menunjuk dan mengganti untuk kita."
Advertisement