Kepala Basarnas Menangis di Depan Keluarga Penumpang Lion Air
Kepala Badan SAR Nasional ( Basarnas ) Marsekal Madya Mohammad Syaugi, tidak kuasa menahan air matanya ketika mendengar keluhan dan tangis ratapan keluarga penumpang Lion Air PK- LQP, yang sampai sekarang belum diketahui nasibnya.
Musibah jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610
di perairan Tanjung Karawang terjadi delapan hari yang lalu, tepatnya 29 Oktober 2018.
Dalam pertemuan keluarga penumpang Lion Air, tim DVI RS Bhayangkara Tk I Soekatno, Kramat Jati, perwakilan Lion Air, dan Jasa Raharja di Hotel Central Cawang, Senin, 5 Nopember 2018 dimanfaatkan oleh keluarga korban untuk menumpahkan uneg-uneg dan isi hatinya.
Pertemuan ini digelar karena ada keluhan mulai Lion Air dianggap tidak serius dalam menangani korban hingga soal lambatnya tim DVI mengindentifikasi jenazah korban.
"Dari 189 penumpang masak baru 14 jenazah yang bisa dikenali lalu yang lain bagaimana," tanya seorang ibu dengan nada keras.
"Kalau pencarian terhadap korban dihentikan, bagaimana nasib anak saya, lalu bagaimana tanggung jawab Rusdi Kirana (Pendiri Lion Air, Red) dan Basarnas," sahut seorang laki laki sambil menggebrak meja.
Lagi, seorang ibu mengeluh karena merasa dipimpong tim DVI ketika menyerahkan berkas antemortem, hingga harus bolak balik.
Kepala Basarnas yang semula duduk tenang sambil mendengarkan keluhan keluarga korban tiba-tiba menyambar mic yang ada di depannya.
"Saya mengerti perasaan dan penderitaan bapak ibu yang kehilangan keluarga. Karena itulah saya bekerja siang malam supaya keluarga bapak ibu segera ditemukan," kata kepala Basarnas terbata-bata.
"Saya akan terus mencari saudara-saudara saya yang menjadi korban jatuhnya Lion Air JT 610," lanjut Syaugi sambil menyeka air matanya dengan tisu yang diberikan stafnya.
Seketika itu beberapa keluarga korban langsung berdiri sambil bertepuk tangan memberi aplaus atas pernyataan Laksamana Madya M Syaugi. Sementara Kepala Dokkes Polri Brigjen Pol Arthur Tampi yang ada di sampingnya terdiam.
Lebih dekat dengan Profil Basarnas
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi sekarang menjadi orang yang paling dinanti informasinya.
Pria kelahiran Malang, 10 Desember 1960 ini merupakan lulusan terbaik Akademik Angkatan Udara (AUU) 1984.
Setelah itu, Syaugi melanjutkan pendidikan ke Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara selama setahun.
Ia mengawali kariernya sebagai Pa DP Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto pada tahun 1985.
Perlahan tapi pasti, kiprahnya pun kiat melesat. Pada tahun 1995, Syaugi menjadi Penerbang Kelas I. Setahun kemudian, ia dipercaya memegang posisi Dan Flight "B" Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi.
Selain menjadi lulusan terbaik, Syaugi juga menuai banyak prestasi. Pencapaian tertinggi yang pernah diraihnya yaitu sebagai tim Aerobatik Elang Biru pada Opposing Solo di Indonesia Air Show (IAS) Bandara Soekarno Hatta pada tahun 1996.
Tak hanya itu, Syaugi juga pernah memecahkan rekor 2000 jam terbang dengan pesawat F-16 Fighting Falcon.
Lulusan Fighter Weapon Course di Amerika Serikat ini menjadi Atase Pertahanan RI di Moskow.
Beberapa posisi lain yang pernah didudukinya yakni Pamen Bais TNI (2006), Kasubdit C Ditanglingstra Ditjen Strahan Dephan (2007), Komandan Lanud Iswahyudi (2011), Pangkoopsau I (2012), hingga Dirjen Renhan Kemhan RI (2014).
Setelah itu, pada 1 Febuari 2017, Syaugi dilantik oleh Menhub Budi Karya sebagai Kepala Badan SAR Nasional menggantikan posisi Marsekal Madya TNI F. H Bambang Soelistyo yang telah memasuki masa pensiun. (asm)