Kepahlawanan dalam Empat Humor hingga Perang Dingin
Hari Pahlawan identik dengan heroisme dan perjuangan. Perjuangan di masa Revolusi Indonesia, 1945-1949, diungkap kembali hari ini.
Tapi, hari-hari yang masih diliputi dengan suasana pandemi Covid-19, ada baiknya kita menikmati humor terkait pahlawan. Ya, tetap untuk meningkatkan imunitas tubuh dan bahagia. Ya, bahagia dengan tawa.
1. Pelajaran Sejarah Pahlawan Nasional
Bu Guru: "Amrin, siapa itu Wolter Mongisidi..?"
Amrin Pembolos: "Ndak tahu, Bu Guru..."
Bu Guru: "Kalau Sam Ratulangi, siapa dia?"
Amrin: "Ndak tahu, Bu Guru..."
Bu Guru: "Bagaimana ini, semua gak tahu? Semua bilang gak tahu. Apakah tidak belajar, mata pelajaran Pahlawan Nasional ya?"
Amrin: "Ya belajar Bu Guru. Tapi masalah kan bagini. Coba Amrin tanya pada Bu Guru. Bu Guru, tahu ndak Nini Walintukan..?"
Bu Guru: "Siapa dia?"
Amrin: "Kalau Dora Sambow, Bu Guru tahu?"
Bu Guru: "Ndak tahu. Eh, siapa orang-orang itu?"
Amrin: "So, itu lho, Bu Guru. Orang-orang itu 'kan masing-masing ada kenalan."
2. Puisi Kepahlawanan
Aku pahlawan kecil
Yang gagah berani
Bila belanda datang
Aku serang
Bila belanda nyerang
Aku bilang "Idiih...beraninya sama anak kecil!!!"
3. Pahlawan Indonesia
Semangatmu seperti BUNG TOMO,
Otakmu sepandai BUNG KARNO,
Jasamu sebesar BUNG HATTA,
Tapi, wajahmu seperti BUNGkusan Nasi.
4. Pahlawan Perang Dingin di Uni Soviet
Pada masa Perang Dingin antara dua negara Amerika dan Uni Soviet berlangsung dengan sengitnya. Dalam suatu upacara parade militer raksasa di Uni Soviet, sesudah pasukan tank melewatan Lapangan Merah dan sesudah pesawat tempur satu per satu melewati angkasa, 10 orang berseragam warna hitam dengan tegap berjalan kemari.
Banyak penonton menanya: "Apakah mereka adalah mata-mata kita yang berjasa besar dalam mengumpulkan dan mencari info di Amerika?"
Seorang prajurit KGB menjawab: "Mereka adalah ahli ekonomi. Kitalah yang mengirim ahli-ahli ini ke Amerika, akhirnya mereka telah berhasil mengacau-balaukan ekonomi Amerika."
Advertisement