Kendaraan Matic Tak Layak Lewat Jalur Maut Cangar-Pacet Mojokerto
Jalur Cangar-Pacet, Kabupaten Mojokerto selama ini dikenal sebagai titik rawan kecelakaan. Banyak kendaraan roda dua maupun roda empat yang kecelakaan saat melintas jalan yang dikenal dengan jalur maut tersebut.
Jalan yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu ini memang ramai dilalui kendaraan saat hari libur. Sebab, banyak pelancong yang ingin menikmati berbagai destinasi wisata di kawasan Gunung Welirang tersebut.
Kecelakaan lebih sering terjadi di turunan curam dekat tikungan Gotekan, Desa/Kecamatan Pacet. Oleh sebab itu jalur penyelamat dari sekam padi dibuat di tikungan maut itu untuk mengurangi korban jiwa.
UPT Pengelolaan Prasarana Perhubungan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (P3 LLAJ) Mojokerto menyarankan pengendara motor maupun mobil matic untuk tidak melewati turunan curam di jalur wisata tersebut.
Kepala UPT P3 LLAJ Mojokerto Dishub Jatim Yoyok Kristyowahono, mengatakan, dari arah Cangar sampai Desa Pacet panjangnya sekitar 12 KM, mayoritas jalannya menurun dan lurus dengan kemiringan mencapai 32 persen.
Oleh sebab itu, lanjut Yoyok, banyak kendaraan yang mengalami rem blong hingga menabrak tumpukan sekam padi di jalur pengaman Gotekan.
"Banyak motor maupun mobil matic yang kurang berhati-hati. Kebanyakan mereka yang kecelakaan mengabaikan arahan dari relawan yang ada di sana. Biasanya relawan mengimbau agar berhenti dulu agar sistem pengereman tidak panas," kata Yoyok saat dihubungi Ngopibareng.id, Rabu 19 Oktober 2022.
Yoyok menjelaskan, hasil survei yang melibatkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada tahun lalu. Kendaraan matic memang didesain hanya untuk perkotaan. Artinya, sepeda motor matic sangat tidak disarankan melewati jalur Cangar-Pacet yang mempunyai turunan curam dan panjang.
"Kalau menurut saya, kendaraan matic memang tidak layak untuk turun di jalur Cangar-Pacet itu. Kebanyakan kendaraan matic hanya menggunakan rem. Dan rem tersebut tidak diberikan napas sehingga rem panas dan menyebabkan rem blong," jelasnya.
Sedangkan Satlantas Polres Mojokerto mencatat, hanya terjadi 20 kecelakaan sejak awal 2022 sampai bulan ini. Jumlah korban tewas tiga orang, satu luka berat dan 26 luka ringan.
"Itu data yang masuk ke kami (Satlantas Polres Mojokerto)," kata Kanit Gakkum Polres Mojokerto Ipda Wihandoko, saat dihubungi melalui sambungan seluler.
Sementara menurut keterangan relawan yang sering membantu kecelakaan di jalur Cangar-Pacet menyebut, kecelakaan sering terjadi pada hari biasa dibandingkan dengan akhir pekan. Hal itu disebabkan minimnya relawan yang standby di lokasi.
"Hari biasa lebih sering terjadi, karena relawan banyak yang kerja. Jadi tidak ada yang memberikan imbauan kepada pengendara," ujar Ketua Relawan SESE, Septyo Hadi.
Hadi mengimbau agar pengendara kendaraan matic sering berhenti saat melintas di jalur maut tersebut. Kemudian, handle rem tidak boleh ditekan terus menerus agar sistem pengereman tidak cepat panas.
Ia juga menyarankan rem depan dan belakang digunakan bergantian. Tujuannya sama, agar rem tak cepat panas. Kecepatan kendaraan juga ia sarankan 30-40km per jam.
"Sering berhenti, karena kalau tidak rem kita akan panas. Di situlah kebanyakan rem blong dan terjadi kecelakaan lalu-lintas," ungkap Hadi.
Advertisement