Kencingi Kawah Bromo, Wisman Jerman Minta Maaf
Setelah unggahan video yang menayangkan seorang wisatawan mancanegara (wisman) mengencingi kawah Gunung Bromo viral dan menuai banyak kecaman, sang wisman akhirnya meminta maaf. Melalui akun Instagramnya, @hometown.earth, wisman asal Jerman itu kemudian menuliskan, permintaan maaf dan penyesalannya.
Wisman itu menuliskan:
Dear people of Indonesia, Java, Bali, the Tengger Tribe in particular and Hindus we insulted. We once again want to say how sorry we are.
Many people ask us: Why did you do that? or What were you thinking?
The true is: We did not think. For everyone who is willing to listen, here is our story.
We come from a small country in Euope and are used to be in the mountains. We are always outside and do a lot ourdoors. We are really did not know why kind of holy temple the Bromo is for the Hindu community.
(Yang terhormat, orang-orang Indonesia, Bali, Suku Tengger khususnya dan umat Hindu yang kami hina. Kami sekali lagi ingin mengatakan, betapa menyesalnya kami.
Banyak orang bertanya kepada kami: Mengapa Anda melakukan itu? atau Apa yang Anda pikirkan?
Yang benar adalah: Kami tidak berpikir. Untuk semua orang yang mau mendengarkan, inilah cerita kami.
Kami berasal dari negara kecil di Europe dan terbiasa berada di pegunungan. Kami selalu berada di luar dan melakukan banyak hal di luar rumah. Kami benar-benar tidak tahu apa jenis candi suci Bromo bagi masyarakat Hindu).
Menanggapi permintaan maaf wisman dari Jerman tersebut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo P. Djamaluddin bisa menerimanya. “Karena wisman tersebut sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf, tentu saya mengapresiasinya dengan memaafkannya,” ujarnya, Kamis sore, 15 September 2022.
Yoyok, panggilan akrab Digdoyo P. Djamaluddin meyakini, masyarakat Tengger di Kabupaten Probolinggo pun pasti juga memaafkannya. “Apalagi, wisman tersebut kan juga menjelaskan, dirinya tidak tahu kalau kencing di tempat yang disakralkan warga Tengger,” kata pengusaha Hotel Yoschi’s itu.
Kasus kencing di kawah Bromo ini, kata Yoyok, hendaknya dijadikan pelajaran bagi semuanya. Termasuk Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) agar memberikan rambu-rambu, di mana tempat-tempat sakral di Gunung Bromo. “Kalau perlu rambu peringatan itu dipampang di pintu masuk atau di karcis masuk ke TNBTS,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan, dan Humas BB TNBTS, Sarif Hidayat yang dihubungi terpisah membenarkan, wisman Jerman itu telah meminta maaf. Pihak BB TNBTS sendiri setelah mendapatkan informasi baik dari petugas maupun dari Forum Sahabat Gunung, langsung menghubungi wisatawan tersebut melalui akun Instagramnya. Intinya, BB TNBTS memprotes secara halus ulah wisman tersebut yang kencing sembarangan di kawah Bromo.
“Kami katakan kepada wisman tersebut, bahwa selain digunakan sebagai tempat wisata, kawasan Gunung Bromo juga sangat disakralkan Suku Tengger,” ujar Sarif. Akhirnya wisman tersebut meminta maaf melalui akun Instagramnya.
Kejadian ini, kata Sarif, bisa pembelajaran bersama. Ke depan, BB TNBTS akan sosialisasi secara luas melalui media sosial dan media mainstream agar baik wisatawan dan warga lokal bisa berwisata secara lebih berwawasan lingkungan dan budaya setempat.
Advertisement