Kenapa Negara Islam Bungkam dengan Krisis Rohingya
Ankara: Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu merasa aneh kebanyakan negara mayoritas muslim diam dengan nasib yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar. Ratusan Rohingya di sana dibunuh oleh militer Myanmar.
"Ada banyak negara Muslim, ke mana mereka? Kenapa mereka diam?" kata Mevlut Cavusoglu di Provinsi Mediterania Antalya, Minggu (3/9).
Cavusoglu mengklaim Turki telah mengirimkan bantuan sebesar 70 juta dolar Amerika Serikat untuk bantuan kemanusiaan kepada muslim Rohingya. Dia mengklaim tidak ada negara lain yang menunjukan kepeduliannya selain Turki.
Cavusoglu juga mengatakan untuk menyelesaikan krisis Rohingya butuh kerjasama internasional. Bahkan melibatkan PBB dan organisasi muslim lainnya.
"Dalam dua minggu kita perlu mengadakan pertemuan di New York dengan sekretaris jenderal PBB, pemimpin negara-negara Muslim, organisasi internasional, kepala Komisi Penasihat PBB di Negara Rakhine Kofi Annan dan pemimpin lainnya untuk memecahkan masalah ini," paparnya.
Sebelumnya, Turki memohon agar pemerintah Bangladesh membuka pintu perbatasannya dan menerima ribuan etnis Rohingya asal Myanmar. Turki akan membayar kepada pemerintah Bangladesh, berapa pun biaya untuk menampung pengungsi Rohingya.
“Berapa pun biaya yang diminta Bangladesh, kami akan membayarnya, asalkan mereka membuka pintu untuk pengungsi Rohingya,” tegas Cavusoglu.
Selain itu, kata dia, Turki juga akan memobilisasi negara maupun organisasi-organisasi Islam untuk mengadakan pertemuan khusus membahas persoalan etnis Rohingya.
Tak hanya itu, Cavusoglu juga mengklaim sudah menelepon mantan Sekretaris Jenderal PBB dan juga Kepala Komisi Rakhine PBB Kofi Annan, agar bisa mendesak militer Myanmar menyetop pembantaian terhadap Rohingya.
Untuk diketahui, sedikitnya 400 orang etnis Rohingya tewas dalam operasi militer Myanmar yang diterapkan sejak pekan lalu. Sementara 38 ribu Rohingya lainnya mencoba menerobos perbatasan ke Bangladesh. (kuy)