Kenapa Angka Kematian Akibat Covid-19 Dihilangkan?
Kenapa data kematian akibat Covid-19 kini tak lagi ditampilkan dalam asesmen atau penilaian level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)? Apa memang mau disembunyikan karena angkanya terus meningkat? Banyak pengamat dan anggota masyarakat yang mempertanyakannya. Sebab internasional dan WHO sudah memasukkan Indonesia ke dalam episentrum atau pusat pandemi secara global.
Pemerintah mengakui, untuk sementara waktu angka kematian akibat Covid-19 memang tidak digunakan. Alasannya, untuk menghindari ditorsi penilaian.
“Tapi itu sifatnya sementara saja,” kata Jodi Mahardi, Jubir Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi. “Pemerintah bukannya menghapus data angka kematian, melainkan tak menggunakannya untuk sementara waktu guna menghindari distorsi penilaian.
"Bukan dihapus, hanya tidak dipakai sementara waktu karena ditemukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi atau bias dalam penilaian," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
“Pemerintah, menemukan bahwa banyak angka kematian yang ditumpuk-tumpuk atau dicicil pelaporannya sehingga dilaporkan terlambat. Jadi terjadi distorsi atau bias pada analisis, sehingga sulit menilai perkembangan situasi satu daerah. Data yang bias itu menyebabkan penilaian yang kurang akurat terhadap level PPKM di suatu daerah,” kata Jodi.
Saat ini sedang dilakukan perapian data. Sudah diturunkan tim khusus untuk ini. Nanti akan dimasukkan indikator kematian ini jika data sudah rapi," kata Jodi Mahardi. (asm)
Advertisement