Kenalkan Street Art Lewat Yardfest Graffiti Festival 2018
Para pegiat seni street art di Surabaya yang tergabung dalam Komunitas Panggon 140, menggelar festival seni jalanan bertajuk 'Yardfest Graffiti Festival 2018' mulai 6-8 September 2018.
Festival ini merupakan festival seni jalanan yang kedua setelah sukses di tahun 2017 lalu. Dengan konsep yang lebih matang, beberapa rangkaian acara pun dihadirkan.
Salah satunya adalah graffiti Map, dimana para seniman ini akan menggambar di tembok-tembok yang tersebar dibeberapa titik di Surabaya.
Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi pada masyarakat tentang seni yang kerap kali mendapat respon negatif.
"Pada dasarnya kami di sini bukan menggambar yang berbau SARA atau mengkritik dengan gamblang. Tapi kami menggambarkan hal yang menyenangkan bukan asal-asalan," ujar kurator acara Yardfest Graffiti Festival 2018, Pino saat jumpa pers di Yello Hotel Jemursari, Rabu, 5 September 2018.
Para seniman ini nantinya akan menggambar secara serentak di 13 titik seperti Nginden Intan Timur, Kedung Baruk, Mleto, Menur, Karang Menur Timur, Dharmawangsa, Bawean, Ketabang, Taman Apsari, Kedungsari, Gentengkali, Kranggan dan Temanggungan.
"Konsepnya ini menyebar, jadi semua seniman nantinya akan disebar di titik-titik itu tadi. Istilahnya knowledge ke publiknya lebih besar. Nanti di satu titik ada yang berdua dan bertiga tapi kebanyakan satu orang satu titik," jelasnya.
Selain memperkenalkan street art pada masyarakat, Pino dan teman-temannya ingin memberitahu pemerintah jika di Surabaya sebanarnya memiliki budaya seni modern yakni seni jalanan.
"Kita pengen pemerintah itu lihat kalau di Surabaya kita punya budaya di luar batik-batikan. Kita punya seni modern yang menarik di sini. Dimana tembok jalanan mereka bisa masuk ke galeri," ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, Panggon 140 selain berkolaborasi dengan seniman Indonesia juga berkolaborasi dengan seniman mancanegara yang berasal dari Jepang, Kanada, Vietnam, dan Singapura. (amm/wit)
Advertisement