Kenalilah Seorang Ulama dari Karyanya, Ini Penjelasan Pakar
Bila ada syair Arab yang sudah populer dalam "memata-matai" seseorang dengan melihat temannya:
عَنِ المَرءِ لا تَسأَل وَسَل عَن قَرينَهُ * فَكُلُّ قَرينٍ بِالمُقارِنِ يَقتَدي
"Jangan kau bertanya tentang seseorang, tapi tanya tentang Sahabatnya. Sebab teman akan mengikuti dengan kawan akrabnya"
Ustadz Ma'ruf Khozin berkomentar, "Maka, ini tidak berlaku antara saya dan Gus Mas Yazid Tom's, karena belum berjumpa secara kopi darat dan kepada siapa saya akan bertanya tentang beliau juga tidak tahu. Saya mengenal beliau dari karya tulisnya".
Maka syair di atas diplesetkan:
عَنِ المَرءِ لا تَسأَل وَسَل عَن كتابه * فَكُلُّ كاتب من كتابه يهتَدى
Jangan kau bertanya tentang seseorang, tapi tanya tentang karya tulisnya. Sebab seorang penulis dapat diketahui dari tulisannya.
Karena syair ini plesetan, tentu Bahr Thawil-nya grundal grundul.
Menulis kitab bertema Ushul Fiqh (Lha mempelajarinya saja sulit, minim peminat, menekuninya juga belum tentu bakalan naik jadi Mujtahid) ternyata ada Gus Muda diberi kemampuan oleh Allah menulis dan merangkum ilmu Ushul Fiqh dalam Bahasa Arab.
"Ilmu Ushul Fiqh yang saya pelajari di Pondok memang masih dasar, juga tidak pernah kuliah jurusan Ushul Fiqh (makanya kalau rapat saya jarang usul)," tuturnya.
Namun ketika membaca beberapa literatur ilmu Ushul Fiqh, baik yang klasik maupun kontemporer, hampir dibilang semua tersaji di kitab Manahij Al-Faqih ini. Khususnya ketika membahas Maqashid Syari'ah (subtansi yang menjadi tujuan syari'ah. Hal. 192).
Ketua RMI (Rabithah Ma'ahid Islamiyah, Asosiasi Pondok Pesantren) PCNU Kabupaten Malang ini di lembaran awalnya menjelaskan dengan indah korelasi ilmu Ushul Fiqh dengan disiplin ilmu lainnya, baik Fikih, Bahasa Arab, Tafsir-Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ilmu Mantiq, Ilmu Kalam atau Tauhid (Teologi), bahkan hubungan dengan ilmu sosial dan ekonomi (Hal. 5-9).
Jika kita masih beranggapan bahwa sumber dalil hanya Qur'an dan Hadis, sementara Ijma' dan Qiyas bukan dalil, maka anggapan itu terbantahkan dalam kitab ini. Apa ada dalilnya? Gaya orang zaman sekarang kan tanya dalil dulu. Pokoknya dijawab dengan bahasa Arab nanti dianggap dalil, padahal bukan, karena memang mereka tidak tahu sama sekali.
Baik, dikutipkan tulisannya (Hal. 47) dan kebetulan pernah tidak sengaja baca di Tafsir Mafatih Al-Ghaib:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)" (An-Nisā':59)
Maksudnya adalah Al-Qur'an dan Hadits.
Ayat berikutnya:
وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ
"Dan ulil amri di antara kamu."
ﻗﺪ ﺩﻟﻠﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺃﻭﻟﻲ اﻷﻣﺮ ﻣﻨﻜﻢ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻹﺟﻤﺎﻉ ﺣﺠﺔ
Ayat ini adalah dalil bahwa Ijma' ulama adalah sebuah Hujjah/ dalil (Tafsir Ar-Razi 10/117)
Pada ayat selanjutnya:
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya)"
اﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻗﻮﻟﻪ: ﻓﺈﻥ ﺗﻨﺎﺯﻋﺘﻢ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﺮﺳﻮﻝ ﻳﺪﻝ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻘﻴﺎﺱ ﺣﺠﺔ
Ayat ini menunjukkan bahwa Qiyas (mengembalikan/ menganalogikan masalah kepada Qur'an dan Hadis) adalah Hujjah/ dalil (Tafsir Ar-Razi 10/114).
"Andaikan saya hari ini baru khatam Ilmu Alfiyah (gramatika Arab 1000 bait), dengan mengaji kitab ini di bulan Ramadhan akan menjadi bekal untuk masuk kepada 2 ilmu sekaligus, Ushul Fiqh dan Kaidah Fiqhiyah. Karena di dalamnya diulas dengan ringkas namun tepat sasaran. Sayangnya saya sudah terlanjur punya anak 5," kata Ustadz Ma';ruf Khozin, berseloroh.