Kenali Penyebab serta Tingkat Keparahan Luka Bakar
Sakit hati membuat orang gelap mata. Seorang perempuan bernama Eva Sofiana Wijayanti tiba-tiba disiram Pertamax dan dibakar. Luka bakar yang dialami mencapai 60 persen. Terjadi kerusakan di bagian tangan dan dada, hingga saat ini korban sedang menjalani perawatan di RS Hava Husada di Kepanjen, Malang.
Luka bakar merupakan kerusakan yang terjadi pada lapisan jaringan kulit yang diakibatkan oleh benda panas seperti api, air panas, dan uap panas. Kerusakan kulit yang diakibatkan oleh luka bakar akan membuat penederitanya rentan mengalami infeksi. Sebab kulit merupakan lapisan pertahanan utama tubuh untuk melawan infeksi. Oleh karena itu, apabila terkena luka bakar harus dilakukan penanganan secara cepat.
Penyebab luka bakar
1. Api
2. Cairan atau uap panas
3. Besi, kaca, atau objek panas
4. Aliran listrik
5. Radiasi dari sinar-X, atau terapi radisasi untuk menangani penyakit kanker
6. Sinar matahari langsung maupun sinar ultraviolet (UV) buatan
7. Bahan kimia seperti bahan asam yang kuat, bahan bakar, atau thiner cat
Penanganan luka bakar tergantung pada lokasi dan keparahan luka. Pada luka yang ringan bisa ditangani secara mandiri di rumah. Namun pada luka bakar yang luas dan dalam harus dilakukan penanganan yang khusus. Beberapa luka bakar yang umum terjadi ialah kulit kemerahan, melepuh, terkelupas, bengkak bahkan hangus.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga kategori sesuai tingkat derajatnya yakni 1, 2, dan 3. Setiap derajat luka bakarnya akan menentukan tingkat keparahan serta kerusakan yang terjadi pada kulit.
Tingkat keparahan pada luka bakar:
1. Luka bakar kategori derajat 1 (Superficial burn): dalam luka bakar kategori ini dapat menyebabkan kerusakan di lapisan luar kulit (epidermis). Secara klinis terdapat tanda berupa kulit yang akan tampak merah, kering, dan terasa sakit. Contohnya luka bakar disebabkan oleh sinar matahari. Hal ini bisa sembuh sendiri dengan menghindari paparan langsung sinar matahari.
2. Luka bakar kategori derajat 2 (superficial partial-thickness burn): terjadi kerusakan pada lapisan kulit luar dan sebagian lapisan dermis kulit (lapisan kulit yang lebih dalam). Kategori ini luka bakar tingkat sedang. Di mana kulit akan tampak merah, lecet, melepuh, bengkak, dan akan terasa sakit, penderita dapat menanganinya dengan beberapa metode pengobatan tanpa harus melakukan operasi atau bedah.
3. Luka bakar kategori derajat 3 (full thickness burn): kerusakan jaringan mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis (lebih dalam lagi) atau kerusakan yang dapat mencapai lapisan lemak, serta dapat merusak saraf dan pemuluh darah. Secara klinis kulit yang mengalami luka bakar akan tampak putih dan kasar, namun juga akan terlihat hangus serta mati rasa. Penanganannya operasi atau bedah.
4. Luka bakar kategori derajat 4: kerusakan jaringan mengenai seluruh lapisan kulit hingga mencapai lapisan lemak, otot, serta tulang. Akibatnya kulit menjadi kering, area yang terkena luka bakar akan hangus, menghitam hingga gangguan fungsional secara signifikan. Dalam beberapa kasus penderita dalam kategori 4 ini bisa berujung amputasi hingga kematian.
Selain kedalaman kerusakan yang terjadi pada kulit, tingkat keparahan luka bakar juga bisa diukur melalui luas area tubuh yang terbakar. Perhitungan presentase area permukaan kulit yang terbakar pada orang dewasa terdari dari:
1. Area kepala: 9%
2. Dada: 9%
3. Perut: 9%
4. Punggung dan bokong: 18%
5. Setiap lengan: 9%
6. Setiap tungkai: 18%
7. Daerah kelamin: 1%
Penentuan tingkat keparahan pada luka bakar juga dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
1. Luka Bakar Minor
Terdapat luka bakar yang terdiri dari tingkat 1 pada bagian mana saja, termasuk luka bakar pada tingkat 2 yang memiliki lebar 5 hingga 7,5 cm.
2. Luka Bakar Mayor
Luka bakar mayor terdiri dari luka bakar tingkat 2 pada tangan, kaki, wajah, alat kelamin, serta bagian tubuh lainnya dengan lebar luka lebih dari 5-7,5 cm, hingga derajatnya menjadi tingkat derajat 3 yang juga termasuk luka bakar mayor.
Jika dibandingkan dengan luka bakar tingkat derajat 1 dan 2, derajat luka bakar tingkat 3 lebih berisiko untuk menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti menyebabkan infeksi, dehidrasi berat, dan bahkan sampai menyebabkan kematian.
Perawatan luka bakar
Untuk melakukan perawatan pada penderita luka bakar juga dapat ditentukan dari karakteristik serta ukuran pada area luka. Tujuan dari perawatan luka bakar ialah mengurangi rasa sakit si penderita. Setelah luka di bersihkan dan di debridement, luka akan ditutup, yang fungsinya untuk melindungi luka bakar dari kerusakan epitel, serta meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur. Selanjutnya memastikan luka benar-benar tertutup untuk mencegah terjadinya evaporasi pasien tidak hipotemi. Lalu mengusahakan agar luka tertutuo secara maksimal agar penderita merasa nyaman dan rasa sakitnya dapat berkurang.
Berikut ini pemilihan penutupan luka bakar sesuai dengan tingkat derajatnya:
1. Kategori luka bakar derajat 1
Luka kategori derajat 1 cukup dengan memberikan salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit serta membantu melembabkan kulit, dan bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminuphen) gunanya untuk mengatasi rasa sakit serta mengurangi pembengkakan.
2. Kategori luka bakar derajat 2
Perlu perawatan setiap hari. Pertama olesi luka dengan antibiotik kemudian di balut dengan perban berbahan katun, lalu dilapisi perban elastis. Pilihan lain luka bakar dapat ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami (xenograft (pig skin) atau allograft (homograft, cadaver skin)), atau bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, atau integra)
3. Luka denga kategori derajat 1 (dalam) dan luka kategori derajat 3, 4, perlu dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early excision, and grafting)
Early Excision, and Grafting (E&G)
Salah satu perawatan dalam luka bakar adalah early excision, and grafting merupakan metode pengangkatan eschar secara operatif. Luka akan ditutup dengan cangkok kulit (autograft atau allograft), setelah terjadi penyembuhan, graft akan terkelupas dengan sendirinya, E&G dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka, pada umumnya tiap harinya akan dilakukan eksisi 20 persen dari luka bakar yang kemudian dilanjutkan pada hari berikutnya.
Ada pula ahli bedah yang sekaligus melakukan eksisi pada seluruh luka bakar, tetapai cara ini memiliki risiko yang besar yakni dapat menyebabkan hipotermi, atau terjadi pendarahan masive akibat eksisi. Metode E&G juga memiliki keuntungan dengan melakukan penutupan luka dini guna mencegah terjadinya infeksi pada luka. Jika dibiarkan terlalu lama akan mempersingkat durasi sakit dan mempersingkat lamanya perawatan di rumah sakit, dan mencegah komplikasi seperti sepsis dan mengurangi angka moralitas.
Pada beberapa penelitian membandingkan metode E&G dengan teknik konvensional hasilnya tidak ada perbedaan daam hal kosmetik atau fungsi organ, bahkan lebih baik hasilnya bila dilakukan pada luka bakar yang terdapat pada wajah, tangan, dan kaki.
Pada luka bakar yang terluas, akan timbul kesultian mendapatkan donor kulit, untuk itu telah dilakukan pengembangan metode baru yakni dnegan kultur keratinocyte yang di dapat dengan cara biopsi kulit dari kulit penderita sendiri, tetapi kerugian dalam metode ini ialah membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 2-3 minggu hingga kulit (autograft) yang baru akan tumbuh dan sering timbul luka parut namun metode tersebut cukup mahal.
Mengingat begitu banyak kasus yang mengakibatkan luka bakar, yang sebaiknya diwaspadai dan berhati-hati pada sekitar untuk tetap waspada dan menjaga diri. Terkadang tanpa disadari orang-orang di sekitar dapat melakukan hal yang tak terduga.