Kenali Peawarna Makanan Buatan dan Pewarna Berbahaya
Pewarna buatan biasa digunakan untuk makanan. Makanan olahan biasanya akan memiliki daya tarik, salah satunya karena penggunaan pewarna. Anak-anak biasanya tertarik jika melihat makanan atau kue yang berwarna warni dipandang mata.
Selain pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan, adapula pewarna buatan yang bisa dikonsumi asal tidak berlebihan. Namun ingat, pewarna buatan bisa berbahaya jika masuk ke dalam tubuh hingga menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Pewarna berbahaya ini antara lain Rhodamin B, Metanil Yellow yang dilarang untuk digunakan untuk campuran makanan. Berikut ini ulasannya.
Definisi Pewarna Buatan
Pewarna makanan merupakan salah satu zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan warna makanan atau minuman. Selain itu, pewarna makanan juga dapat meningkatkan daya tarik makanan dan meningkatkan nafsu makan orang yang mengosumsinya.
Pewarna makanan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti cairan, bubuk, gel, atau pasta. Pewarna pada makanan banyak digunakan dalam industri kuliner dan pangan. Tetapi ada pewarna makanan yang aman dan ada pula yang dilarang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai jenis pewarna makanan untuk mencegah dampak buruknya terhadap kesehatan.
Pewarna Makanan Buatan yang Aman Dikonsumsi
Berikut ini beberapa pewarna makanan buatan yang boleh digunakan untuk mewarnai makanan dan minuman dan bisa dikonsumsi dengan kadar tertentu.
•Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine)
•Kuning kuinolin CI. No. 47005 (Quinoline yellow)
•Kuning FCF CI. No. 15985 (Sunset yellow FCF)
•Karmoisin CI. No. 14720 (Azorubine (carmoisine))
•Ponceau 4R CI. No. 16255 (Ponceau 4R (cochineal red A))
•Eritrosin CI. No. 45430 (Erythrosine)
•Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC)
•Indigotin CI. No. 73015 (Indigotine (indigo carmine))
•Biru berlian FCF CI No. 42090 (Brilliant blue FCF)
•Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF)
•Coklat HT CI. No. 20285 (Brown HT).
Pewarna makanan buatan di atas adalah beberapa jenis pewarna makanan yang bisa di konsumsi dan ditambahkan pada makanan atau minuman. Namun penggunaannya juga disarankan untuk tidak berlebihan.
Adapula pewarna makanan alami yang tergolong aman konsumsi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, di antaranya:
•Kurkumin
•Riboflavin
•Karmin dan ekstrak cochineal
•Klorofil
•Karamel
•Karbon tanaman
•Beta karoten
•Ekstrak anato
•Karotenoid
•Merah bit
•Antosianin
•Titanium dioksida
Keunggulan dari Pewarna Buatan
Adapun beberapa keunggulan dari penggunaan pewarna buatan, seperti:
1. Memiliki harga yang murah,
2. Praktis dalam penggunaannya,
3. Warnanya lebih kuat,
4. Macam warnanya lebih banyak,
5. Warnanya tidak rusak karena pemanasan.
Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen, seperti teruji keamanan dan diijinkan pemakaiannya untuk makanan, yang dinamakan permitted colour atau certified colour.
Jenis Pewarna Makanan Berbahaya dan Efeknya Bagi Tubuh
Melansir Hello Sehat, berikut nama pewarna makanan yang berbahaya bagi kesehatan:
1. Pewarna karamel
Pewarna makanan yang sering ditemukan di dalam produk permen dan cola ini justru berbahaya. Jenis pewarna ini ketika diproduksi bersama dengan amonia akan mengandung kontaminan penyebab kanker, yaitu 2-methylimidazole (2-MI) dan 4-methylimdiazole (4-MI). Foods and Drugs Administration atau FDA di Amerika Serikat merekomendasikan agar kita mengonsumsi pewarna karamel tidak lebih dari 200 miligram per kilogram berat badan.
2. Allura red
Jenis pewarna ini mengandung benzidene, yang bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Menurut FDA, batas aman konsumsi allura red adalah 7 miligram per kilogram berat badan.
3. Sunset yellow
Sunset yellow alias Yellow 6 bisa menyebabkan tumor testis dan adrenal. Pewarna ini juga berpotensi menyebabkan reaksi alergi dan asma bertambah parah, hiperaktif, dan kegelisahan. Menurut FDA, takaran yang aman untuk pewarna ini adalah 3,75 miligram per kilogram berat badan.
4. Biru berlian
Biru berlian atau Blue 1 merupakan salah satu perwarna makanan yang paling banyak digunakan. Pewarna biru ini dapat menembus sawar darah otak yang berfungsi menghalangi masuknya zat-zat berbahaya ke dalam otak. Dan juga dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel-sel saraf serta memicu kanker, kerusakan kromosom, reaksi alergi, dan perubahan perilaku. Menurut FDA, takaran yang aman untuk pewarna ini adalah 12 miligram per kilogram berat badan.
5. Yellow 5
Yellow 5 atau tartazine dapat memicu reaksi alergi parah dan merusak sistem informasi sel, yang diketahui dapat menghambat penyerapan zinc sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan, peningkatan risiko infeksi dan flu, melemahnya memori atau daya ingat, serta menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi pada anak-anak. Menurut FDA, takaran yang aman untuk pewarna ini adalah 5 miligram per kilogram berat badan.
6. Rhodamine B
Jenis pewarna makanan ini sebetulnya digunakan untuk pewarna kertas, tekstil, sabun, kayu, dan kulit. Namun, tak jarang rhodamin B juga dicampur ke dalam makanan seperti kerupuk, kue, dan berbagai jenis minuman, dan juga sering digunakan sebagai reagensia di laboratorium untuk menguji beberapa bahan kimia yang menggunakan air raksa.
Secara fisik, rhodamin B merupakan padatan kristal hijau atau serbuk ungu kemerahan, sedangkan warna yang dihasilkan adalah merah kebiruan yang mencolok, dan memiliki nama lain, seperti D and C Red 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine BHC, dan Acid Brilliant Pink B.Bila masuk ke tubuh manusia, misalnya lewat makanan, rhodamine B dapat mengakibatkan keracunan hingga menumpuk di tubuh dan memicu munculnya sel-sel kanker.
Tips Mencegah Anak-anak Konsumsi Pewarna Makanan
Berikut beberapa tips untuk membuat kalangan anak-anak tidak terlalu banyak dalam mengkonsumsi pewarna makanan, seperti:
1. Membaca Label
Pilih makanan yang menggunakan pewarna makanan alami dari ekstrak buah dan sayuran. Bit, jus blueberry, atau beta karoten adalah alternatif yang baik.
Lalu, obat anak (sirup obat batuk cair atau tablet kunyah) juga bisa mengandung pewarna makanan.
2. Membuat pewarna homemade yang lebih aman
Buatlah makanan sendiri di rumah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti sayur atau bunga-bungaan yang aman dikonsumsi.
3. Mengurangi konsumsi makanan kemasan
Makanan yang dikemas dalam kemasan sudah diproses dan hampir selalu mengandung pewarna makanan.
Batasi makanan olahan bila memungkinkan. Sebagai gantinya, bisa dengan membuat camilan sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang lebih aman dan sehat.
4. Memberikan pilihan yang sehat
Hindari memberi Si Kecil makanan olahan selama mungkin. Jika mereka terbiasa makan makanan ini, akan sulit untuk menghilangkannya. Ketika menemukan makanan dengan pewarna, bicarakan dengan anak tentang mengapa makanan berwarna cerah mungkin bukan pilihan terbaik untuk tubuh mereka. Jika anak suka minuman manis, dorong atau beri pengertan pada mereka untuk memilih jus apel daripada minuman olahraga atau soda.