Kenali Gejala OCD dan Pengobatannya
Gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD) menjadi perbincangan masyarakat, setelah aktor Aliando Syarief mengungkapkan bahwa dirinya mengidap OCD ekstrem. Pemain film Warkop DKI Reborn ini bahkan nyaris bunuh diri saat masa pandemi karena terpapar Covid-19.
Menurut Psikolog Klinis SDM RS Husada Undaan Wetan, Reisqita Vadika, M.Psi, gangguan mental ini banyak ditemukan dialami oleh remaja yang mengarah ke dewasa. Kasus OCD sangat jarang ditemukan pada usia lanjut.
Lantas seperti apa gejala gangguan mental OCD ini?
Mengenai gejala, Qiqi biasa ia disapa mengatakan, gejala OCD bisa diidentifikasi dari pikiran dan dorongan yang muncul berulang tidak bisa dikendalikan.
"Contohnya, ada pulpen miring sedikit di atas meja langsung dibenerin, lalu miring lagi dibenerin lagi. Karena mereka tidak bisa menahan dorongan perilaku berulang terebut," jelasnya.
Namun, untuk mendiagnosis seseorang terkena OCD atau tidak, tidak bisa dilihat dari gejala saja dibutuhkan pemeriksaan oleh ahli (psikolog atau psikiater).
"Dokter atau psikolog akan mengevaluasi seberapa lama, seberapa berulang kondisi tersebut untuk menghasilkan diagnosis. Ada indikator diagnosis yang harus ditegakkan, tidak hanya merasa cemas akan sesuatu hal, lalu dikatakan OCD," jelas Qiqi.
Ia lantas menambahkan, identifikasi OCD lebih kompleks diagnosisnya, meskipun gejala klinis bisa.
Pengobatan OCD
Setelah diagnosis oleh dokter atau psikolog langkah selanjutnya yang dilakukan ialah pengobatan. Agar bisa pulih biasanya akan disarankan pengobatan kombinasi.
"Kombinasi dalam artian, farma koterapi oleh psikiater dan dilanjutkan psikoterapi oleh psikolog," ungkapnya.
Ungkap Qiqi, dua pengobatan ini memiliki porsinya masing-masing. Farma koterapi akan membantu penderita OCD untuk mengendalikan emosi dan tidak nyaman yang disarankan melalui obat yang diberikan.
Menurut Qiqi, psikoterapi akan lebih memberikan kognitif behavior terapi. Terapi ini akan membantu penderita OCD penyusun perspektif yang baru sehingga bisa membantunya mengontrol diri.
"Pengobatan untuk OCD ini tentunya akan dilakukan bertahap sambil menguatkan prespektif baru yang didapatkan dari hasil terapi," imbuhnya.
Untuk diketahui, gangguan mental OCD adalah dorongan perilaku yang berulang dan sulit dikendalikan. Misalnya OCD soal kebersihan dilatarbelakangi karena kuman, orang tersebut bisa melakukan cuci tangan hingga 7 kali, karena kalau tidak 7 kali dianggap tidak bersih atau kuman masih menempel. Kalau tidak dilakukan orang tersebut akan merasakan tidak nyaman yang luar biasa.