Ini Beda Gejala DBD dengan Covi-19 dan Penyakit Lain
Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit musiman di Indonesia, terutama saat musim hujan seperti ini. Untuk wajib bagi masyarakat mengetahui apa saja gejala DBD dan apa yang membedakannya dengan penyakit lain, seperti Covid-19 atau campak.
Menjawab hal tersebut, dr. Heru Wijono, Sp.PD, seorang dokter internist mengatakan, gejala yang khas dari DBD ialah demam bifasik.
"Demam bifasik, demam yang timbul kembali. Demam ini biasanya tiba-tiba datang, kemudian setelah 3 atau 4 hari panasnya turun, setelah beberapa hari panasnya berkurang atau stabil, kemudian naik lagi demamnya. Kenaikan suhu yang kedua ini kita bilang bifasik khas dari DBD dan saat suhu naik, trombosit juga ikut turun," ujar dokter yang bertugas di RS Husada Utama.
Ada juga gejala lain selain demam, ujar Dokter Heru, seperti nyeri tenggorokan, mual, sering buang air besar, nyeri perut dan kepala, tapi gejala-gejala ini tidak khas. Gejala paling khas yaitu deman bifasik.
Selain deman bifasik, gejala khas lainnya yang membedakan DBD dengan virus lainnya adalah munculnya bercak -bercak merah kecil pada permukaan lengan bagian bawah saat dilakukan pemeriksaan rumpel leed.
"Pemeriksaan rumpel leed bisa dilakukan oleh dokter keluarga atau di puskesmas. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan pengukuran tekanan darah pasien, lalu pada bagian lengan bawah ditekan dengan manset dibiarkan 5 menit dan dilihat apakah muncul becak merah kecil. Kalau muncul berarti positif DBD dan harus segera melakukan pengecekan trombosit," kata dokter Heru, Kamis, 28 Januari 2021.
Tambahnya, perbedaan bintik DBD dengan campak ialah bintik DBD saat ditekan dengan jari tidak akan hilang, karena bukan pelebaran pembuluh darah. Melainkan bintik tersebut adalah sel-sel darah yang merembes keluar dari pembuluh darah.
Menurutnya, di era pandemi Covid-19 ini untuk benar-benar membedakan gejala DBD dengan gejala Covid-19 atau penyakit lainnya juga harus melakukan pemeriksaan laboratorium, cek rongten dan swab.
Dokter Heru juga kembali mengingatkan, masyarakat untuk senatiasa melakukan 3M, yakni mengurus tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas.
"Sampai saat ini 3M adalah pencegahan DBD masih dirasa sangat efektif," tandasnya.
Advertisement