Kenali Gejala Anosmia yang Tak hanya Disebabkan Covid-19
Kasus Covid-19 di Indonesia ternyata sudah masuk kategori darurat di mata dunia, salah satunya ketika disebutkan dalam Olimpiade Tokyo yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia melalui siaran virtual, dalam jumpa pers virtual itu bahwa Indonesia berpindah peringkat menjadi peringkat 1 dalam kasus kematian dan kasus positif terbanyak.
Dalam varian delta ini, Covid-19 semakin banyak memakan korban. Kemungkinan hal ini dipicu oleh gejala-gejala yang muncul terkadang lebih sulit diprediksi dibandingkan varian sebelumnya. Salah satu gejala ketika seseorang terkena virus Covid-19 ialah kehilangan penciuman dan perasa atau anosmia. Namun tidak semua orang mengalami gejala tersebut.
Nah, terlepas dari gejala kasus Covid-19, Anosmia ternyata bukan dipicu karena virus corona saja. Ada banyak penyebab lainnya. Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Definisi Anosmia
Hilangnya kemampuan hidung dalam mencium aroma bisa berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk menurunnya kepekaan indra perasa. Anosmia terjadi akibat adanya gangguan atau kerusakan yang terjadi pada proses pengiriman informasi mengenai suatu aroma dari sel saraf di indra penciuman ke otak. Kondisi hidung tidak bisa mencium bau bisa berlangsung sementara atau permanen, bergantung seberapa parah gangguan yang terjadi.
Biasanya seseorang yang mengalami flu berat tidak bisa mencium bau atau aroma untuk beberapa saat, meski begitu, kondisi tersebut tak akan berlangsung lama, segera setelah flu sembuh maka kemampuan penciuman pun akan kembali seperti sedia kala. Namun bagi sebagian orang, terutama orangtua, anosmia bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama. Walaupun bisa disembuhkan tetapi pada anosmia akan menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius yang akan dialami.
Normalnya, ketika ada aroma yang menguar di udara, maka sel saraf penciuman akan memberikan sinyal ke otak sehingga otak akan mengidentifikasi dan mengenali bau tersebut, tetapi indra penciuman pada penderita anosmia tidak bisa berfungsi secara normal sehingga tidak bisa mengetahui adanya bau di sekitar.
Penyebab Anosmia selain Infeksi Covid-19
Secara umum, anosmia bisa disebabkan oleh adanya hidung yang tersumbat, bisa karena flu, alergi, infeksi sinus, atau karena kualitas udara disekitar yang buruk. Beberapa faktor penyebab lainnya ialah sebagai berikut:
1. Masalah genetik
Meski jarang terjadi, namun seseorang bisa saja terlahir tanpa indra penciuman akibat adanya masalah genetik atau yang dikenal juga dengan anosmia kongenital.
2. Gangguan otak atau saraf
Hidung memiliki reseptor yang berfungsi untuk mengirim informasi melalui saraf menuju ke otak. Anosmia atau hilangnya kemampuan indra penciuman bisa terjadi akibat adanya kerusakan pada proses atau jalur pengiriman tersebut.
Ada banyak yang bisa menjadi pemicu kondisi tersebut, termasuk gangguan pada otak atau saraf, di antaranya usia tua, biasanya kemampuan indra penciuman menurun mulai usia 60 tahun, penyakit Alzheimer, tumor otak, penyakit Huntington, masalah hormonal, kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroid), efek samping obat tertentu, dan multiple sclerosis.
Selain itu, penyakit Parkinson, skizofrenia, epilepsy, diabetes, paparan bahan kimia yang merusak saraf hidung, cedera otak atau kepala, operasi otak, kurang gizi dan vitamin, efek samping terapi radiasi, efek samping konsumsi alkohol dalam jangka panjang, stroke hingga infeksi virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19).
3. Penyumbatan saluran hidung
Penyebab lain yang dapat membuat hidung tidak bisa mencium bau adalah adanya penyumbatan yang menghalangi masuknya udara ke dalam hidung, contohnya tumor, polip hidung, kelainan bentuk tulang di dalam hidung.
4. Iritasi selaput lendir pelapis hidung
Dilansir dari Healthline, kondisi hidung tidak bisa mencium bau bisa disebabkan oleh iritasi selaput lendir pelapis hidung. Iritasi tersebut bisa muncul karena infeksi sinus, flu biasa, efek samping merokok, influenza, alergi, radang selaput hidung, pilek.
Gejala Anosmia
1. Hilangnya kepekaaan terhadap sensasi bau
Munculnya gejala anosmia pada seseorang akan ditandai dengan hilangnya kepekaan terhadap bau yang ada disekitarnya. Ketidakpekaan itulah yang bisa menyebabkan munculnya gangguan atau masalah kesehatan lainnya, jadi jika muncul hal tersebut sebaiknya lekas pergi ke ahli medis.
2. Sakit kepala
Gangguan pada saluran pernapasan akibat anosmia akan menyebabkan pengidapnya mengalami sakit kepala, gejala tersebut bisa dikurangi dengan cara menghindari makanan yang mungkin saja menjadi pemicu sakit kepala, seperti kafein dan pisang.
3. Suara berubah
Selain mengalami gejala sakit kepala, seseorang yang mengidap anosmia akan merasakan perubahan pada suara, hal itu merupakan salah satu menjadi gejala ketika seseorang mengalami anosmia.
4. Kebiasaan mendengkur
Akibat dari gangguan pernapasan pada pengidap anosmia, seseorang akan memiliki kebiasaan mendengkur ketika sedang tidur. Kebiasaan mendengkur itulah yang juga menjadi salah satu gejala bila seseorang mengalami anosmia.
5. Wajah dan telinga tampak membesar
Ketika seseorang mengidap anosmia, maka akan menunjukkan gejala dengan tanda yang terlihat dari adanya pembesaran telinga juga wajah.
6. Kerusakan otak
Gejala lain yang ditimbulkan oleh anosmia ialah terjadinya kerusakan pada otak, oleh karena itu, seseorang yang memiliki riwayat trauma pada kepala sebaiknya memeriksakannya ke ahli medis untuk memastikan jika gangguan trauma tersebut menyebabkan anosmia atau tidak.
7. Timbulnya polip
Adanya gejala timbulnya polip yang mengakibatkan proses saluran udara menjadi terblokir, sehingga kondisi tersebut akan memengaruhi sinusitas, jadi akan memicu seseoraang mengalami penyakit anosmia.
8. Rongga hidung menjadi tersumbat
Adanya penumbatan rongga hidung juga bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menggunakan indra penciuman dengan benar, penyebabnya bisa dimulai dari hal yang paling mudah, seperti influenza.
9. Defiensi Zinc
Defiensi atau kekurangan zinc merupakan timbulnya gejala anosmia, karena zinc merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh yang bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh pada manusia. Jadi ketika seseorang kekurangan zinc maka bisa menjadi salah satu faktor penyebab terkena gejala anosmia.
Bahaya dari Anosmia
Dalam tubuh manusia, indra penciuman memiliki peran yang penting untuk mengidentifikasi adanya bahaya atau sesuatu yang bisa mengancam keselamatan atau kesehatan. Oleh karena itu, bila seseorang kehilangan penciuman maka perlu berhati-hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut bahaya yang harus diwaspadai bila mengidap anosmia.
1. Keracunan makanan
Pada pengidap anosmia, seseorang akan kesusahan dalam mencium aroma busuk yang dikeluarkan oleh makanan basi atau yang sudah kadaluwarsa sehingga jika tidak berhati-hati, pengidap anosmia akan mengalami keracunan makanan. Dan untuk mengantisipasinya, sebaiknya pengidap anosmia lebh cermat dalam emlihat kondisi bahan makanan, juga memeriksa tanggal kadaluwarsa pada makanan dan minuman.
2. Mengalami penurunan berat badan
Aroma pada makanan sebenarnya bermanfaat sebagai rangsangan nafsu makan seseorang. Namun, karena kehilangan indra penciuman maka pengidap anosmia tidak akan bisa menicum bau apapun, sehingga nafsu makan pun akan menurun secara drastis dan tentunya akan berdampak pada penurunan berat badan.
3. Menurunkan rasa mawas diri
Ketika seseorang mengalami anosmia maka kemampuan penciuman menjadi kurang peka terhadap bahaya yang ada di sekitar rumah, seperti bila terjadi kebakaran, atau adanya kebocoran pada gas. Bagi pengidap anosmia yang tingga dirumah sendiri sebaiknya memasang alarm kebakaran atau pendeteksi asap disekitar area dapur, serta beralih menggunakan gas dengan perangkat listrik untuk menghindari adanya masalah kebocoran gas.
Dua Terapi Sederhana Pulihkan Anosmia
Mengutip laman National Health Service (NHS), anosmia sesungguhnya bisa membaik dalam beberapa waktu, ada yang dalam hitungan minggu, ada juga yang membutuhkan waktu hingga beberapa bulan. Ada dua terapi sederhana untuk memulihkan Anosmia, yakni:
1. Membilas Hidung
Membilas bagian dalam hidung menggunakan larutan air asin. Anda bisa pergi ke apotek dan membeli produk untuk membuat larutan air asin di rumah, juga alat untuk membantu membilas hidung. Jika Anda ingin melakukannya esok hari, buatlah larutan yang baru, tidak disarankan menggunakan larutan sisa kemarin.
2. Terapi Bau-bauan
Melatih indra penciuman Anda menggunakan sejumlah bau-bauan yang menyengat. Berdasarkan informasi di laman badan amal terdaftar di Inggris untuk anosmia dan gangguan penciuman, Abscent, bau-bauan esensial yang direkomendasikan adalah terdiri dari empat jenis yakni mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih.
Cara mengobati Anosmia
Anosmia yang disebabkan karena flu, alergi, dan sinus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Jika tak kunjung sembuh, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Beberapa obat-obatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter adalah antibiotik jika terdapat infeksi bakteri, antihistamin bila disebabkan oleh adanya alergi, semprotan hidung steroid, dan dekongestan.
Banyaknya faktor yang bisa menjadi penyebab hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia, membuat orang yang mengalaminya harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat bantuan medis. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Setelah itu, pasien mungkin akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan CT scan, pemindaian MRI, X-ray tengkorak, sampai endoskopi hidung.
Advertisement