Kenali Faktor Risiko Kanker Payudara, Ini Cara Pencegahannya
Adi Husada Cancer Center (AHCC) bersama Ngopibareng.id, menggelar talk show kesehatan bertajuk "Waspada Kanker Payudara". Diskusi ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman perempuan dan warga Surabaya tentang pentingnya mencegah kanker payudara.
Talk show yang diadakan di Atrium Grand City Mall Surabaya, Kamis, 18 November 2021 ini menghadirkan dokter Tabita Novita Anggriani,SpB sebagai pembicara.
"Berbicara mengenai kanker payudara, harus diketahui dahulu apa itu kanker payudara. Kanker payudara adalah suatu penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan sel pada payudara, secara tipikal sel tersebut berubah menjadi ganas," kata dokter Spesialis Bedah ini.
Dokter Tabita mengungkapkan, penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Namun, sama seperti kanker pada umumnya, kanker payudara juga memiliki faktor risiko. Faktor risiko kanker payudara secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu genetik, karsinogenik dan lingkungan.
"Genetik, berkaitan dengan jenis kelamin, yaitu perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker payudara, juga faktor mutasi genetik atau keturunan. Di mana orang dengan keturunan ibu atau nenek pernah mengalami kanker, akan lebih berisiko," terang dokter Tabita.
Lanjut dokter Tabita, faktor risiko karsinogenik berkaitan dengan paparan radiasi yang pernah dialami. Biasanya hal ini terjadi pada daerah yang rawan paparan radiasi. "Karsinogenik juga ada kaitannya dengan faktor hormonal, riwayat menstruasi juga menjadi faktor risiko. Seseorang yang mengalami menstruasi lebih cepat di bawah usia 12 tahun atau mengalami menopause lebih lama juga meningkatkan faktor risiko kanker payudara," urainya.
Dari paparan faktor risiko kanker payudara di atas, dokter Tabita mengajak semua kaum perempuan untuk melakukan pencegahan kanker payudara dengan pemeriksaan rutin mamografi.
Mamografi disarankan dilakukan saat perempuan menginjak usia 40 tahun. Setelahnya bisa dilakukan berkala satu tahun sekali untuk langkah pencegahan kanker payudara.
Selain pemeriksaan Mamografi, ujar dokter Tabita ada pemeriksaan yang lebih murah dan mudah bisa dilakukan mandiri di rumah, yakni pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
"Sadari dilakukan dengan membuka baju dan berdiri di depan cermin sambil mengamati apakah ada perubahan atau tidak pada payudara. Pertama, Sadari dilakukan dengan meletakan tangan pada pinggang lalu amati apakah ada perubahan bentuk pada payudara," terang Dokter Tabita.
Lalu angkat kedua tangan dan juga amati apakah payudara bisa bergerak bebas atau tidak. Step selanjutnya, periksa memutar payudara untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak. Payudara kanan diperiksa dengan tangan kiri dan payudara kiri dengan tangan kanan. Secara bergantian.
"Sadari ini dilakukan pada hari ke 7 setelah menstruasi hari pertama. Jadi misal menstruasi selesai tanggal 10 lakukan Sadari di tanggal 17-nya. Pemeriksaan ini dianjurkan dilakukan satu bulan sekali," imbuhnya.
Terakhir dokter Tabita tak lupa mengajak masyarakat, khususnya kaum perempuan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter dan bergaya hidup sehat guna mencegah kanker payudara.
Advertisement