Kenali Cacar Monyet yang Pertama Kali Muncul di Singapura
Kementerian Kesehatan Singapura mengidentifikasi kasus cacar monyet diidap pasien asal Nigeria. Pasien berusia 38 tahun itu, kini dalam masa karantina di National Centre for Infectious Diseases (NCID) MOH (Ministry of Health).
Kasus yang pertama kali muncul di Singapura ini membuat pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, turut mengantisipasi penularan virus cacar monyet tersebut. Bahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengimbau masyarakat untuk tidak mengunjungi negara yang ditemukan kasus cacar monyet.
Dikutip dari situs kesehatan WHO, cacar monyet bersifat endemik di Afrika Barat dan Tengah. Kasus biasanya ditemukan di desa dekat hutan hujan tropis yang memungkinkan kontak dengan hewan.
Selain monyet, virus juga bisa dibawa tupai dan berbagai hewan dari keluarga tikus. Virus menular melalui kontak dari hewan ke manusia, sedangkan infeksi dari manusia ke manusia saat ini belum ditemukan kasusnya.
Gejala cacar monyet biasanya berlangsung 14-21 hari meliputi demam, pusing, bengkak di kelenjar getah bening, sakit punggung, otot, dan tidak berenergi. Selanjutnya muncul bintik merah di wajah yang menyebar ke seluruh badan. Luka berasal dari bintik berisi air yang pecah dan meninggalkan bekas dengan permukaan datar.
Menurut WHO, tidak ada perlakuan khusus menghadapi cacar monyet. Namun penyakit ini bisa sembuh seiring penguatan daya tahan tubuh pasien. Peluang sembuh makin besar jika pasien sebelumnya tidak punya riwayat sakit atau masalah sistem imun. Infeksi cacar monyet dapat dicegah dengan vaksin untuk cacar. (yas)