Kenali 4 Kondisi Ibu Hamil harus Membatalkan Puasanya
Ibu hamil diperbolehkan tidak melaksanakan ibadah puasa karena alasan kesehatan. Hal ini pun sudah diatur dalam hukum Islam. Lantas kondisi kesehatan apa saja yang mengharuskan ibu hamil batal berpuasa? Simak ulasannya dari Hendra Surya Ratsmawan, Sp.OG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari RSIA Kendangsari Merr.
1. Dehidrasi
Dokter Hendra mengatakan, ibu hamil tidak boleh mengalami dehidrasi. Sebab, kebutuhan air putih saat hamil penting untuk membentuk air ketuban di sekitar janin guna mendukung tumbuh kembangnya.
Oleh karena itu, ibu hamil perlu memastikan kebutuhan cairannya tetap terpenuhi meskipun sedang berpuasa.
"Jangan sampai dehidrasi saat kehamilan terjadi karena bisa fatal akibatnya. Dehidrasi parah bisa menyebabkan ibu hamil sampai mengalami syok karena tekanan darah rendah," ungkap dokter Hendra dalam Online Talk Puasa saat hamil.
Bila muncul kondisi dehidrasi, seperti rasa haus yang berlebihan, mulut dan bibir terasa kering, merasa lemas, pusing, hingga merasa mau pingsan, sebaiknya ibu hamil batal puasa.
2. Mimisan
Kondisi kedua yakni mimisan. Menurut dokter Hendra, mimisan rentan terjadi di masa kehamilan. Karena adanya perubahan hormon selama kehamilan yang membuat pembuluh darah hidung melebar sehingga gampang pecah dan berdarah.
"Ibu hamil bisa langsung batal puasa jika mengalami gejala mimisan seperti perdarahan yang keluar dari hidung tidak berhenti setelah 30 menit," terangnya.
3. Pergerakan Janin Berkurang
Dokter Hendra menjelaskan, beberapa ibu hamil baru mulai merasakan pergerakan janin saat memasuki trimester dua, tepatnya ketika usia kehamilan mencapai 18-24 minggu.
Bila melakukan puasa pada trimester dua atau tiga, ibu perlu waspada jika pergerakan bayi berkurang atau justru bayi tidak bergerak di dalam kandungan.
"Untuk memastikannya, coba hitung seberapa banyak gerakan dan tendangan bayi Anda selama dua jam pada waktu ketika bayi Anda biasanya aktif," ujar dokter Hendra.
Apabila ibu merasakan jumlah gerakan dan tendangan janinnya berkurang, maka segeralah untuk membatalkan puasa. Hal ini untuk menjaga kondisi janin dalam kandungan.
"Lalu lihat juga reaksi bayi, apakah ia perlahan mulai bergerak atau menendang lagi setelah Anda membatalkan puasa. Jika tidak ada perubahan dalam gerakan bayi, segera hubungi dokter, " terangnya.
4. Kondisi Ibu dengan Kehamilan Risiko Tinggi
Untuk ibu hamil dengan risiko tinggi seperti diabetes, gestasional, preeklamsia, memiliki penyakit autoimun, hingga gangguan tiroid. Serta muncul gejala seperti sakit kepala, penglihatan buram, pusing saat hamil, mual dan muntah, hingga nyeri perut di bagian bawah, boleh membatalkan puasa.
"Ibu dengan kehamilan risiko tinggi, jika mengalami gejala tertentu disarankan untuk batal puasa. Jadi jangan memaksakan diri untuk berpuasa," tandasnya.
Advertisement