Kenakan Busana Nusantara, Mahasiswa Baru Ubaya Dikenalkan 'Dolanan' Tradisional
Para mahasiswa baru (maba) dari Universitas Surabaya (Ubaya) mengikuti kegiatan tahunan Rector Cup. Jika biasanya Rector Cup hanya terbagi dalam tiga kategori (olahraga, seni, penalaran), dalam tahun ini terdapat satu kategori tambahan yakni permainan tradisional.
Selaku ketua umum Masa Orientasi Bersama (MOB) Ubaya, Aris Surya Putra mengatakan penambahan permainan tradisional ini guna mbangkitkan kembali permainan tradisional bagi generasi muda saat ini.
"Kami munculkan kategori perlombaan permainan tradisional untuk membangkitkan kembali permainan ini bagi generasi muda. Kami lihat jika sekarang mereka cenderung lebih dekat dengan gadget yang membuat generasi muda kurang bersosialisasi satu sama lain," ucapnya.
Tak hanya memperkenalkan permainan tradisional, para maba ini juga mengenakan busana adat nusantara dari berbagai macam daerah di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman.
Salah satu maba, Vincentius Yoga merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya, dengan kegiatan seperti itu mahasiswa dapat mengingat permaianan masa kecil mereka sebelum adanya gadget.
"Ya seru sih. Karena kita bisa bernostalgia waktu masih kecil dulu," ucap mahasiswa jurusan manajemen ini.
Selaku Manager Pendampingan aaktivitas dan Kesejahteraan Mahasiswa, Ridho Islamie berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan softskill para mahasiswa serta para mahasiswa diharap dapat mengenal permainan tradisional dari berbagai macam daerah.
"Dengan kegiatan ini, kita berharap agar para mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan softskill-nya seperti kerjasama, terus cara berkomunikasinya. Dan yang terpenting mereka dapat mengenal budaya dari masing-masing daerah di Tanah Air," ungkapnya.
Dalam ketegori baru ini permainan yang dilombakan diantaranya dakon, bakiak, main tombok, meuen galah, paku botol, engrang, balap karung, dan lain-lain. Rector Cup sendiri berlangsung dari tanggal 8-11 Agustus 2018. (amm/wit)