Ini Jalan Meraih Cahaya Hidayah, Kemuliaan Seorang Hamba
Tolok ukur kemuliaan seorang hamba itu berdasarkan ketakwaannya kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala (Swt). Nasab keturunan seseorang tidak bermakna sama sekali bila seorang hamba tidak bertakwa.
Istri Nabi Luth alaihisalam, istri dan anak Nabi Nuh alaihisalam, serta Abu Jahal merupakan contoh kerabat seorang Nabi yang tidak mendapat cahaya hidayah .
Kemulian dan Sanda Bilal di Surga
Sedangkan Bilal bin Robah ra. seorang mantan budak yang berkulit hitam, manjadi manusia mulia di sisi Allah Subhanahu Wa ta’ala. Suara sandal beliau sudah terdengar di Surga. Ini menegaskan bahwa kemuliaan manusia terletak pada tingkat ketaqwaannya, bukan pada nasabnya, rupanya, kekayaannya, maupun jabatannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. ” (QS. Al-Hujurat ( 49 ) : 13)
Dua anjuran dalam kehidupan sehari-hari adalah selalu berprasangka baik dan selalu pandai bersyukur. Inilah yang jalan yang menjadikan kita bahagia, dunia dan akhirat.
Selalu Berprasangka Baik
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَنَافَسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda : Jauhilah berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu, janganlah mencari-cari kesalahan, janganlah saling bersaing, janganlah saling mendengki, janganlah saling memarahi, dan janganlah saling membelakangi (memusuhi). Tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (H. R. Muslim no. 6701)
Selalu Pandai Bersyukur
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُورًا. فَلَمَّا كَثُرَ لَحْمُهُ صَلَّى جَالِسًا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ ، فَقَرَأَ ثُمَّ رَكَعَ
Dari Aisyah rah. bahwa Nabi SAW. melaksanakan sholat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata:
"Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa engkau yang telah berlalu dan yang akan datang ? "
Beliau menjawab:
"Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?" Dan tatkala beliau gemuk, beliau salat sambil duduk, apabila beliau hendak rukuk maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu rukuk. " (H. R. Bukhari no. 4837)
Demikian tausiyah Ust Keman Almaarif. "Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, taat kepada Rasulullah, pandai bersyukur, terhindar dari kufur. Aamiin....!!!"
Semoga bermanfaat.