Kemiskinan di Jatim Semakin Banyak dan Ibu Hamil mulai Diswab
Pandemi corona masih mewarnai pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Rabu, 15 Juli 2020. Dua peristiwa di antaranya penduduk miskin di Jatim semakin banyak dan ibu hamil di Surabaya mulai dilakukan tes swab.
Kemiskinan di Jatim Semakin Banyak
Pandemi Covid-19 turut berdampak pada bertambahnya jumlah warga miskin di Jawa Timur. Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak 363,1 ribu jiwa sejak September 2019 hingga Maret 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Dadang Hardiwan mengatakan pada Maret 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai sekitar 4,41 juta jiwa, bertambah sebesar 363,1 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang tercatat 4,05 juta jiwa.
Sedangkan apabila dibagi secara persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 6,77 persen, naik menjadi 7,89 persen pada Maret 2020, sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2019 sebesar 14,16 persen naik menjadi 14,77 persen pada Maret 2020.
Untuk jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 244 ribu jiwa (dari 1,43 juta jiwa pada September 2019 menjadi 1,68 juta jiwa pada Maret 2020).
Sedangkan di daerah perdesaan naik sebanyak 119,1 ribu jiwa, dari 2,61 juta pada September 2019 menjadi 2,73 juta jiwa pada Maret 2020. "Beberapa daerah melakukan pembubaran pada kumpulan, termasuk sterilisasi akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan berkurangnya aktivitas masyarakat," katanya.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPS peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.
"Sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 74,97 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan kondisi September 2019 yaitu sebesar 74,91 persen," katanya.
Berdasarkan komoditas makanan, secara persentase yang memberikan kontribusi cukup besar pada garis kemiskinan di perdesaan maupun perkotaan yaitu beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, daging ayam ras, tempe, tahu, mie instan, kopi, dan bawang merah.
Tes Swab untuk Ibu Hamil
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar tes swab yang ditujukan kepada ibu hamil di usia kehamilan (UK) 37 Minggu, di Gedung Convention Hall, Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya, Selasa, 14 Juli 2020. Hal ini dilakukan untuk memetakan antara pasien negatif dengan positif Covid-19.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, pada kegiatan tersebut, ada 150 orang peserta ibu hamil yang mengikuti tes swab ini dari berbagai puskesmas se-Surabaya. “Kemarin ibu hamil jumlahnya ada 150 orang yang kami swab. Mereka langsung kami swab tidak menunggu rapid test. Jadi yang swab ini bukan dari hasil rapid test reaktif lo ya,” kata wanita yang kerap disapa Feny itu, melalui rilisan persnya, Rabu, 15 Juli 2020.
Nantinya, kata Feny, setelah melewati tes swab ini, ibu hamil juga akan diswab kembali saat UK masuk ke minggu 39 atau menjelang persalinan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan program Pemkot Surabaya, agar dapat memetakan ibu hamil harus melahirkan di mana.
“Kemarin kan kami petakan mereka (ibu hamil) harus lahir di mana. Jika lahir di rumah sakit untuk ibu hamil yang probable maka kami siapkan rumah sakit yang dapat menangani ibu hamil dengan status probable Covid-19. Begitupun sebaliknya,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan ini pun mengukapkan, ada 29 rumah sakit di Surabaya yang bekerjasama dengan Pemkot Surabaya melalui Jamkesmas Non Kuota. Kemudian, untuk rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS, berjumlah 42 rumah sakit.
“Untuk ibu hamil tergatung jaminannya menggunakan BPJS atau Jamkesmas. Bisa dipilih sesuai dengan jaminan kesehatannya,” ungkapnya.