Kemerdekaan Wajib Disyukuri, Ini Pesan Kiai Tebuireng
Kemerdekaan yang diraih Republik Indonesia (RI) adalah nikmat besar bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, harus dan wajib disyukuri serta diisi dengan hal positif.
"Kita bisa melihat, kita memperoleh kenikmatan dari Allah SWT dalam bentuk memperoleh pendidikan karena merdeka. Oleh karna itu, nikmat memperoleh pendidikan harus disyukuri. La in syakartum la azidannakum wa la in kafartum inna 'adzabi la syadid”.
Demikian diungkapkan KH Salahudin Wahid (Gus Solah). Cucu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari ini menjelaskan, sebelum merdeka kehidupan rakyat Indonesia jauh lebih buruk dibanding setelah merdeka. Di mana saat itu tidak semua orang mampu menempuh pendidikan, seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945. Di sana disebutkan pendidikan untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sehingga tak salah bila dikatakan bahwa kemerdekaan itu adalah rahmat dari Allah SWT. Kemerdekaan juga merupakan hasil jerih payah seluruh rakyat Indonesia yang berperan sangat besar serta tercatat dalam sejarah. Karena telah melewati berbagai rintangan dan pengorbanan nyawa, harta dan waktu yang tak sedikit. (adi)
"Kemerdekaan juga merupakan hasil jerih payah seluruh rakyat Indonesia yang berperan sangat besar serta tercatat dalam sejarah. Karena telah melewati berbagai rintangan dan pengorbanan nyawa, harta dan waktu yang tak sedikit."
"Nanti ketika museum nasional KH Hasyim Asy'ari di samping Universitas Hasyim Asy'ari dibuka maka kita akan lebih mudah mengetahui bagaimana sejarah perjuangan Republik Indonesia," tambahnya.
Gus Sholah juga menyinggung sedikit mengenai waktu kemerdekaan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena menurutnya itu tidaklah sama. "Tangga 17 Agustus 1945 itu adalah hari kemerdekaan, sementara tanggal 18 Agustus 1945 merupakan berdirinya Kesatuan Republik Indonesia," ungkapnya.
Sebelumnya, Gus Solah menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia, di Kampus Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Jombang, Jawa Timur, Jumat 17 Agustus.
Selanjutnya Gus Solah berpesan kepada santri Tebuireng khususnya dan generasi muda Indonesia umumnya untuk menjadi manusia yang berakhlak baik serta berguna kepada orang lain. Hal ini dikutip dari lima prinsip dasar Pesantren Tebuireng yaitu ikhlas, jujur, tanggung jawab, kerja keras, dan tasamuh atau toleransi. Dengan begitu, masa depan Indonesia menjadi lebih baik dan berkemajuan.
"Karena kalau anda menerapkan sikap jujur, maka anda akan memperoleh kepercayaan orang lain," pungkas Gus Sholah. (adi)
Advertisement