Kemerdekaan Menyangkut Martabat Kemanusiaan, Ini Pesan Al-Quran
Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari, mengingatkan, salah satu unsur penting yang mendukung berlangsungnya kehidupan manusia di dunia adalah negara. Bahkan, dalam Al-Quran, Allah SWT menggunakan istilah negeri atau negara sebagai penguat sumpah-Nya seperti pada ayat ke-3 Surat At-Tin:
"dan demi negeri (Mekah) yang aman ini. dan demi negeri Mekah yang aman ini. Buah Tin dan Zaitun banyak tumbuh di Syam dan Baitul makdis, tempat para nabi diutus, antara lain Nabi Isa. Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa bermunajat, sedangkan Mekah adalah tempat kelahiran dan pengutusan Nabi Muhammad". (QS at-Tiin ayat 3).
Selain itu, juga pada ayat ke-1 Surat Al-Balad. Agar kehidupan manusia di suatu negeri itu berjalan ideal, maka kemerdekaan atau kedaulatan menjadi unsur wajib.
"Kedaulatan negara tidak hanya menyangkut masalah geografis dan politis. Tapi juga menyangkut harkat dan martabat manusianya," tutur Hajriyanto Y Thohari.
Kemerdekaan dan hal esensial
Menurutnya, kemerdekaan menjadi hal yang esensial. Bahkan dalam tauhid, kata laa ilaha itu artinya memerdekakan. Liberasi. Tahrirunnas min ibadatil-‘ibad ila ibadatillah (membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama makhluk hanya kepada Allah SWT saja).
"Oleh karena itu maka merdeka yang sebenarnya dan sejati bukan dari kolonialisme saja,” terangnya.
Dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah, Jumat lalu, Hajriyanto menambahkan bahwa kemerdekaan itu artinya juga kebebasan dari hegemoni, rasa takut, kemiskinan, dan kepapaan yang selanjutnya diperjelas oleh ayat ke-11 hingga ke-18 Surat Al-Balad.
“Oleh karena itu tepat sekali jika Muhammadiyah mendefinisikan dakwah dalam pengertian yang luas, yaitu liberasi, memerdekakan, emansipasi, mengangkat harkat dan martabat manusia sehingga dihargai. Ada juga humanisasi, memanusiakan manusia karena itu termasuk membebaskan dan memerdekaan dari kelaparan, kemiskinan, penindasan, keterbelakangan. Itu semua bagian dari kemerdekaan,” ujarnya.