Kementerian PUPR Terus Pantau Ketinggian Air Bendungan Bili-Bili
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memantau secara intensif terhadap elevasi air Bendungan Bili-Bili yang berada di di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Langkah-langkah yang telah dilakukan akibat terjadinya peningkatan TMA (Tinggi Muka Air) Bendungan Bili-Bili sudah sesuai SOP Bendungan. TMA +101.87 meter menjadi elevasi tertinggi dalam catatan pengoperasian Bendungan Bili-Bili,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Hari Suprayogi dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Dirjen tersebut mengatakan bahwa curah hujan ekstrem telah mengakibatkan naiknya TMA Bendungan Bili-Bili. Dari data yang dihimpun di tiga pos curah hujan pada Selasa 22 Januari 2019, curah hujan di Pos Limbungan tercatat 328 mm, Pos 1 (Bawakaraeng) sebesar 308 mm dan Pos Lengkese tercatat sebesar 329 mm.
Berdasarkan pola operasi bendungan, telah ditetapkan empat tingkatan status bahaya yakni, Status Normal ; TMA + 99.50 meter, Status Waspada ; TMA + 100 meter, Status Siaga ; TMA +101.60 meter dan Status Awas ; TMA +103.00. meter
Menurut data yang dihimpun dari Kementerian PUPR, melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, perkembangan TMA di Bendungan Bili-Bili pada Rabu 23 Januari 2019 pada pukul 11.00 WITA tercatat TMA + 100,77 meter dengan Status Siaga.
Kementerian PUPR mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh terhadap berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kementerian PUPR melalui BBWS Pompengan Jeneberang dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa dan sekitarnya akan terus menyampaikan update tinggi muka air Bendungan Bili-Bili dan tingkatan bahayanya.
Bendungan Bili-Bili adalah bendungan terbesar di Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa. Bendungan Bili-Bili dibangun mulai tahun 1991 hingga tahun 1999. Bendungan dengan luas 40.428 hektare dan kapasitas tampung 375 juta m3 ini dibangun dengan biaya Rp 780 miliar.
Bendungan Bili-Bili dibangun untuk mengurangi risiko banjir di Kota Makassar dan sekitarnya akibat luapan air Sungai Jeneberang di bagian hilir. Bendungan Bili-Bili juga menjadi sumber air untuk irigasi dan air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDM) Gowa dan Makassar.