Kementan: Malang Potensial untuk Bisnis Porang bagi Milenial
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian RI, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa potensi ekonomi dari sektor pertanian masih belum banyak dilirik masyarakat terutama para millenial.
Padahal kata Dedi, banyak bisnis pertanian yang bisa dikembangkan oleh masyarakat terutama anak muda mulai dari buah-buahan, hortikultura hingga umbi porang. Apalagi dengan topografi di Malang Raya sendiri ujarnya, sangat mendukung untuk budidaya porang.
"Di Malang ini karena di sini topografinya bagus mulai dari bergelombang sampai berbukit itu sangat baik untuk porang. Dari segi tanah dari segi lahan potensi porang di Malang ini sangat luar biasa," ujarnya usai memberikan kuliah umum di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, pada Jumat 25 Juni 2021.
Dedi mengatakan berdasarkan studi kasus yang ia temukan, satu hektare lahan yang ditanami porang bisa menghasilkan omzet hingga ratusan juta rupiah dengan masa panen porang antara delapan hingga 11 bulan. "Dalam satu hektar bisa menghasilkan duit ratusan juta rupiah. Artinya porang ini sangat potensi dari segi sumber daya tanah. Karena tanah Malang ini cocok untuk pertumbuhan porang," katanya.
Dengan potensi ekonomi yang begitu besar, Dedi mendorong anak muda terutama mahasiswa Polbangtan Malang untuk bisa terjun dalam bisnis pertanian porang tersebut. Ia mencontohkan anak muda di luar negeri saat ini sudah mulai mengembangkan porang dalam bentuk produk. "Jadi hilirisasi, porang dibikin tepung dulu.
Bahkan porang berdasarkan riset bisa dibikin jadi nasi. Ada shirataki, seperti di Jepang sudah mampu membuat nasi dari porang," ujarnya.
Contoh kasus seperti itu ujar Dedi, bisa menjadi stimulus bagi para millenial untuk bisa ikut serta membangun pertanian di Indonesia agar terus terjadi kontinuitas. "Tumpuan pembangunan pertanian ada di mereka, generasi milenial. Maka dari itu regenerasi perlu dibangun dengan baik, agar ada ketersinambungan terus,'' katanya.
Dedi menambahkan jika sebagian besar populasi anak muda ikut serta dalam bisnis pertanian ia memprediksi ekspor hasil pertanian bisa meningkat hingga 70 ton. Saat ini masih di kisaran 51,2 ton saja.