Kemensos: Korban Gempa Penerima Bantuan Tak Pakai Syarat KK
Kementerian Sosial (Kemensos) tidak pernah mematok syarat apapun bagi penerima bantuan di daerah bencana alam di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), atau korban di daerah lainnya.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safi'i Nasution menanggapi berita di media sosial bahwa penerima bantuan harus menunjukkan kartu keluarga (KK). "Saya sampaikan berita tersebut tidak benar. Kemensos selama ini tidak pernah mensyaratkan KK untuk mendapatkan bantuan bencana alam," kata Safi'i Nasution, Minggu 24 Januari 2021.
Menurut dia, bantuan makanan di dapur umum maupun di Posko Stadion Manakarra, Mamuju, dan lainnya cukup mencatatkan berapa jumlah makanan yang dibutuhkan. Bahkan, relawan dan awak media juga bisa menikmati masakan dari TAGANA.
"Distribusi bantuan Kemensos selalu koordinasi dengan Dinsos terkait karena mereka yang mengetahui lokasi detail pengungsian dan korban," jelas Safi'i Nasution.
Kemensos memastikan pelayanan terbaik dan terpenuhinya kebutuhan bagi kelompok penyitas rentan pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat. Kelompok tersebut terdiri dari lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
"Kami juga melakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi penyintas untuk memulihkan trauma akibat gempa. Mereka harus dituliskan mentalnya," ujar Safi'i Nasution.
Tim LDP Kemensos berasal dari unsur Tagana, Tenaga Kesejahteran Sosial Kecamatan (TKSK) dan SDM Program Keluarga Harapan dengan berbagai latar belakang keahlian. Tim ini terdiri dari Pekerja Sosial, Penyuluh Sosial, dan sembilan orang Psikolog.
Petugas yang dikerahkan berasal dari tim LDP pusat 10 orang, Tagana setempat ada 12 orang dan TKSK enam orang. Sedangkan untuk SDM PKH setempat sebanyak 17 orang.
"Mekanisme layanan yang diberikan di masa pandemi ini nantinya akan dibagi dalam kelompok kecil di dalam tenda covid 19 ini sesuai kategori kelompok rentan masing masing maksimal 10 orang per kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran covid 19 di tenda pengungsi," terang Safi'i Nasution.
Dia juga menjelaskan layanan yang diberikan antara lain berupa konseling, permainan bagi anak-anak, pemberian kuis dan permainan sejenisnya agar mereka dapat melupakan trauma terhadap kejadian gempa ini dan kembali hidup normal.
Kemensos memperkirakan, saat ini ada sekitar 1.500 hingga 2 ribu pengungsi yang berada di luar Posko Stadion sejak gempa berkekuatan magnitudo 6,2 melanda Sulawesi Barat.