PUPR Ingin Pemimpin Daerah Aware dengan Sampah
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Anita Firmanti mengatakan, permasalahan sampah di Indonesia bukan hanya diselesaikan oleh pemerintah pusat, namun juga harus ada andil dari pemerintah daerah, khususnya pemimpin daerah itu sendiri. Ia ingin, setiap kepala daerah punya awareness terhadap permasalahan sampah di daerahnya.
Hal itu ia ungkapkan dalam acara The 3rd International Conference of Water Resources Development and Enviromental Protection (ICWRDEP), Sabtu 12 Oktober 2019 di Universitas Brawijaya.
"Harus balik ke pemimpin daerahnya. Jangan tutup mata, cuma mau serahkan ke pusat saja," kata Anita.
Menurutnya, masyarakat harus teredukasi dengan baik terkait sampah. Khususnya saat pemilihan kepala daerah. Masyarakat perlu khawatir jika calon pemimpin daerahnya tidak aware dengan sampah, baik sampah industri maupun rumah tangga.
"Harus selektif, karena sampah pengaruhi harkat hidup orang banyak. Harus khawatir kalau tidak aware," katanya.
Dalam sampah dan limbah industri misalnya, pemimpin daerah harus berani tegas dengan para pengusaha industri, apabila mereka membuang limbah dan sampahnya tidak sesuai aturan. Harus berani ambil langkah tegas.
Karena menurut Anita, limbah dan sampah industri jika dibuang ke sungai tanpa melewati proses pembakuan, akan sangat bahaya bagi sungai dan lingkungan. terlebih jika daerah tersebut masih bergantung kepada air sungai itu.
Beda Industri, beda dengan rumah tangga. Anita mengatakan, treatment yang dilakukan oleh kepala daerah kepada warga terkait sampah harus berbeda dengan treatment kepada industri. Bukan aturan baku saja yang diberikan ke warga, namun harus masuk ke sisi budaya masyarakatnya.
"Budaya sehari-harinya harus di-treatment. Diajak untuk aware," kata Anita.
Menurut Anita, jika pemimpin daerah bisa membuat budaya masyarakat aware tentang sampah, maka saat pemimpin daerah itu sudah tidak menjabat, maka masyarakat tetap peduli dengan sampah mereka.
"Itu tantangan kita kedepan," katanya.
Ia mencontohkan saat ia ke Itali. Negeri Pizza tersebut, edukasi kepada masyarakat terkait awarness terhadap sampah, butuh 20 tahun lebih. Sehingga kini, masyarakat Italia sudah aware dengan sampah rumah tangga.
"Merek sudah pisahkan jadi 3 atau 4 bagian. Sanitasi juga sudah oke. Tidak langsung dibuang ke sungai. Makanya laut dan sungai italia bersih dari sampah itu," pungkasnya.
Advertisement