Kemenpar Siapkan Festival Crossborder Entikong
Festival Cross Border Entikong hadir kembali Agustus mendatang. Kali iniin festival hadir untuk sambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia.
Sesuai rencana, Festival Cross Border Entikong 2018 akan digelar di Lapangan Patokan, Entikong, Sanggau, Kalimatan Barat.
Ada beragam hiburan yang disiapkan. Mulai dari pameran, hingga aneka jenis lomba. Menurut Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, Festival Cross Border Entikong 2018 memiliki posisi vital untuk menarik kunjungan wisman.
Menurut Pitana, festival Cross Border selalu penting, terutama untuk menaikan jumlah kunjungan wisman. Kalau jumlah kunjungan wisman naik, maka perekonomian masyarakat akan tumbuh melalui beragam transaksi.
Festival Cross Border Entikong 2018 juga akan menampilkan sejumlah even. Ada live music, parade seni budaya, lomba permainan tradisional, lomba memasak, hingga mengunjungi tempat bersejarah.
“Secara konsep semua sudah siap. Tapi, beragam pembahasan terkait teknis even masih terus dilakukan. Festival tahun ini harus meninggalkan kesan sehingga wisman selalu menunggu. Apalagi, wilayah Sanggau kaya akan potensi destinasi wisata,” ujarnya.
Di Entikong, wisatawan memiliki banyak opsi berkunjung ke destinasi wisata lainnya. Wilayah ini memiliki wisata alam Pancur Aji, Air Terjun Saka Dua, Riam Odong, hingga Riang Enghasal.
Ada juga Riam Macam, Air Lotup Jangkang, Danau Laet, Kampung Santana, hingga Goa Thang Raya. Semua destinasi di sana eksotis. Semua itu semakin berwarna dengan kekayaan budaya yang dimiliki.
Sanggau juga memiliki atraksi budaya unik yang menjadi pilar wilayah mereka. Seperti Festival Gawai Dayak sebagai representasi kultur Dayak. Sedangkan Budaya Melayu tercermin dari Festival Paradje, lalu Tionghoa diwakili Cap Go Meh.
Festival Malam 1 Syuro pun identik bagi Jawa. Selain itu ada juga Festival Mandi Bedel Keraton Tayan dan Festival Tiang Sandong.
“Keragaman di wilayah tersebut sangat tinggi. Kondisi ini tentu menjadi daya tarik lain terutama bagi para wismannya. Yang jelas Festival Cross Border Entikong tahun ini akan dikemas lebih segar. Ada bayak pembaruan konsepnya di sana. Apalagi, disekitar pintu masuk perbatasan banyak terdapat kantung-kantung potensi wisman,” terang Pitana lagi.
Berdasarkan lokasinya, festival ini berpotensi mendatangkan wisatawan asal Malaysia. Terutama wisatawan dari daerah yang dekat perbatasan. Yaitu Sabit, Sadir, Tepoi, Kujang Saung, atau Pang Amu. Ada juga Mongat, Mongkos, Mapu, hingga Lubuk Nibung.
Ditambahkan Asisten Deputi Pemasaran I Regional II, Sumarni, promosi harus gencar dilakukan. Terlebih melalui media sosial.
“Kami akan melakukan promosi lebih intensif. Potensi promosi yang dimiliki media sosial tentu akan lebih diintensifkan lagi. Sebab, cara ini memang sanga efektif. Promosi disekitar perbatasan juga akan ditingkatkan. Yang jelas, semua upaya akan dilakukan untuk menarik massa dari luar perbatasan,” tegas Sumarni, didampingi Kepala Bidang Pemasaran Area III-Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional 2 Sapto Haryono.
Entikong, Sanggau, cukup potensial untuk menggaet wisatawan. Sebab, wilayah Sanggau memenuhi semua aspek. Atraksi, akses, hingga amenitasnya sudah pasti terbaik.
Sanggau saat ini sedikitnya memiliki 55 hotel dengan total 1.210 ketersediaan kamar. Harganya pun bervariasi, tapi tidak bikin kantong jebol. Terkait aksesibilitas, festival ini ditopang 2 pintu udara. Ada Bandara Supadio Pontianak dan Bandar Udara Tabelian Sintang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap festival ini mampu mendatangkan banyak wisatawan. Untuk itu, pembaruan konsep harus dilakukan. Tujuannya agar wisatawan lebih tertarik. Keberadaan Festival Cross Border Entikong ini harus dioptimalkan untuk mendatangkan wisman sebanyak mungkin.
Beberapa pembaruan konsep event memang harus dilakukan. Wisman selalu menginginkan sesuatu yang baru. Kalau dilihat secara menyeluruh, wilayah ini sudah lengkap dan bagus. Akses, atraksi, hingga amenitas sama-sama bagus. Untuk itu, semua potensi ini harus disinergikan. (*)