Kemenpar dan KPAI Imbau Masyarakat Perhatikan Safety dan Security Saat Libur Lebaran
Kementerian Pariwisata bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengimbau masyarakat tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan saat berwisata. Khususnya terhadap anak-anak saat libur sekolah dan liburan Lebaran 2018.
"Saat ini libur hari raya bertepatan dengan liburan anak sekolah. Momentum ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk liburan. Akan tetapi, kami mengimbau agar masyarakat memperhatikan aspek Security, Safety dan Aksestabilitas," ujar Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizky Handayani, bersama Ketua KPAI Susanto, di saat jumpa pers pariwisata ramah anak di Jakarta, Selasa (11/6/2018).
Menurut Rizky, setiap destinasi wisata di Indonesia harus memperhatikan beberapa aspek tersebut. Serta memastikan agar anak-anak melakukan perjalanan wisata yang sesuai. Tujuannya agar meminimalisir kecelakaan saat berwisata.
"Semua tempat sebenarnya harus memberikan perhatian terhadap keselamatan anak. Untuk activity ekstrem anak-anak tidak boleh masuk. Juga diperhatikan larangannya misalnya diatraksi tertentu ada tinggi badan minimal untuk masuk wahana, serta diberlakukan carrying capacity agar memberi rasa aman bagi pengguna jasa wisata," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Kiki itu menambahkan, ada beberapa hal yang harus di perhatikan terkait aspek security. Hal itu menjadi dasar penyelenggara wisata dan stakeholeder agar anak-anak kita terjamin keselamatan.
Lalu yang kedua safety dan kenyamanan. Penyelenggara atau pelaku wisata harus memberikan info cukup kepada pengguna jasa, kenyamananan memadai, serta memberikan tanda-tanda peringatan.
Lalu terkait aksesibilitas, Aspek ini bertujuan agar semua anak Indonesia harus terfasilitasi. Dan anak berkebutuhan khusus bisa menikmati wisata di tempat wisata, khususnya wisata edukasi supaya tidak ada diskriminasi.
Dijelaskannya, pariwisata jugal mengenal responsible tourism. Tidak hanya menyediakan jasa bagi customer. Tapi juga memberikan health, environmental dan safety.
“Perlindungan anak di tempat wisata itu jadi suatu gerakan. Gerakan itu disadari oleh semua orang, termasuk orang tua. Dan operator jasa harus memperhatikan. Agar perlindungan anak tidak terabaikan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPAI Susanto mengatakan, saat liburan pihaknya memberikan perhatian pada lokasi wisata. Terutama saat mudik ini. Karena, KPAI berekspektasi jika jumlah wisatawan di zona wisata sangat tinggi.
"Hindari destinasi wisata alam yang tidak pas untuk anak di bawah usia 3 tahun kayak batita. hal itu demi keselamatan anak. Manajemen pariwisata harus memberikan info yang jelas anak untuk pergi ke mana," katanya.
Tidak hanya itu, Susanto juga mengatakan orang tua harus memberi arahan dan harus mempunyai persiapan lebih bila mengajak anak ke lokasi wisata.
"Mempersiapkan guiden kepada anak untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Termasuk saat anak-anak pengen melakukan selfie pada posisi yang membahayakan. Orang tua harus memberi pemahaman," ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kolaborasi antara Kemenpar dan KPAI. Menurutnya, saat ini di Indonesia berbagai destinasi sudah sangat ramah bagi keluarga dan anak-anak.
Pariwisata Indonesia bisa membuktikan dia menjadi yang terbaik dan terbesar di dunia? Menurut laporan The Telegraph, pariwisata Indonesia masuk dalam Top 20 Fastest Growing Travel Destinations in the world.
Artinya menurut Menpar, kecepatan tumbuh kita sudah masuk standar dunia. Karena itu ia sering mengatakan bahwa dalam persaingan saat ini bukan yang besar makan yang kecil tapi yang cepat makan yang lambat.
Negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Thailand adalah negara relatif kecil dan Indonesia besar. Jadi Indonesia adalah negara besar dengan kecepatan yang sangat tinggi.
"Jadi seluruh yang ada di ruangan ini dan pelosok tanah air, anda kalau berbicara tentang pariwisata kepala kita harus tegak. Kita sudah masuk pada jajaran pemain dunia," ujarnya. (*)