Kemenpar dan Aksi Beach Cleaning di Pantai Mertasari
Penguatan sektor pariwisata terus membaik. Sisi promosi dan penjualan digenjot. Titik-titik kelemahan dipecahkan solusinya mulai dari safety and security, environment sustainability, ICT Readiness, healty and hygiene, dan 14 pilar lainnya.
Gambaran jelasnya dari ilustrasi di atas adalah agenda seru di Pantai Mertasari, Sanur, Bali. Lebih dari 500 orang berkumpul melakukan aksi bersih-bersih pantai di "Pesona Pulau Dewata Mertasari Beach Cleaning".
Dukungan penuh datang dari Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar. "Kita ramai-ramai datang ke Pantai Mertasari untuk memunguti sampah di sepanjang pantai. Sampah dikumpulkan dan dibuang sebagaimana mestinya. Mereka begitu enjoy melakukan aksi tersebut," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti.
Dikatakan, kegiatan ini diikuti lebih dari 500 orang. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari seluruh anggota ASITA, mahasiswa dari sekolah-sekolah pariwisata di Bali, serta beberapa komunitas bahkan wisatawan mancanegara tidak ketinggalan ikut serta.
Ketua DPD ASITA Provinsi Bali, Ketut Ardana, mengatakan, indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di peringkat 42 dalam Travel and Tourism Competitivenes Index (TTCI). Peringkat itu dikeluarkan World Economic Forum (WEF) pada April 2017 lalu.
Pemeringkatan itu menjadi koreksi bahwa ada beberapa hal yang menjadi titik kelemahan pada pariwisata Indonesia. Yakni, health and Hygiene berada di peringkat 108 serta Environment Sustainability yang berada di peringkat 131 dari 134 dunia.
"Karena itu diperlukan peran serta oleh semua pihak, termasuk ASITA dalam ikut meningkatkan komponen-komponen yang akan memperkuat indeks daya saing pariwisata Indonesia," kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik dan mengapresiasi langkah yang dilakukan ASITA bersama stakeholder terkait di Bali serta masyarakat.
Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus juga menjadi dasar pemikiran. Tidak hanya di Bali yang kehidupannya sangat erat dengan pariwista, tapi juga daerah-daerah lainnya di Indonesia.
"Untuk memperbaikinya (kesadaran menjaga lingkungan, red) memang tak bisa instan. Tak bisa juga digarap Kemenpar sendirian. Indonesia Incorporated, harus kerja bareng bergotong royong dengan kementerian dan lembaga lain," kata Menpar Arief Yahya. (*)