Kemenpar Bidik Wisman Lewat Long Stay Fair
Kementerian Pariwisata terus berupaya memenuhi target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara tahun 2018. Salah satu strateginya adalah berpartisipasi pada Long Stay Fair 2018.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Long Stay Foundation, bertempat di Tokyo International Forum (E1 hall), Jepang, 26 November 2018.
Definisi wisata long stay diciptakan Long Stay Foundation yang diantaranya berarti tinggal dalam periode yang cukup lama. Atau minimal, lebih dari dua minggu di suatu destinasi di luar negeri. Tujuannya untuk menikmati masa luang sekaligus mengenal lebih jauh budaya dan kehidupan di destinasi tersebut.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya menuturkan, Long Stay Fair merupakan pameran pariwisata yang bersifat Business to Consumer (B2C).
“Pameran ini diharapkan dapat mendatangkan wisatawan Jepang lebih banyak lagi. Caranya, melalui penjualan paket-paket wisata long stay dan silver market yang merupakan niche market dan perlu penanganan khusus. Oleh karenanya wisatawan long stay perlu penanganan yang spesifik,” ungkap Deputi.
Tahun 2017 lalu, kegiatan ini dihadiri oleh 74 exhibitor dan dihadiri oleh 8.053 pengunjung.
Pada tahun ini, Kemenpar menyewa 7 booth dengan luas lahan sekitar 280 meter persegi. Aktivasi utamanya meliputi, penjualan paket wisata oleh anggota Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) bersama peserta lainnya. Mereka mewakili provinsi DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jatim, Bali dan Sulut; pelayanan informasi dan pendistribusian bahan promosi pariwisata; penampilan tarian dan musik sasando serta berpartisipasi pada seminar.
Dalam seminar, Delegasi Kemenpar akan menyampaikan prioritas program pariwisata tahun 2019. Kemenpar juga menyertakan Ketua Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) Marlin Marpaung. Beliau akan menyampaikan presentasi mengenai produk wisata long stay dan senior living di Indonesia.
Partisipasi pada Long Stay Fair akan dilanjutkan dengan Business Gathering. Acara ini akan mengundang para Travel Agents dan Tour Operator. Termasuk Long Stay Tourism Advisor bersama anggotanya.
Untuk menjaring lebih banyak TA/TO yang menjual paket long stay, serta lebih banyak melakukan transaksi bisnis, maka kegiatan bisnis gathering digelar di dua kota. Yakni di Tokyo dan Osaka. Masing-masing pada tanggal 27 dan 29 November 2018.
Business Gathering merupakan event yang bersifat Business to Business. Kegiatan ini difasilitasi melalui business meeting maupun networking luncheon. Tepatnya antara para sellers dengan mitra mereka yang berasal dari Jepang. Adapun maksud dan tujuan dari business meeting ini diharapkan terjadinya kontak dan kontrak bisnis dari kedua negara. Khususnya terkait penjualan paket-paket wisata long stay dan silver care. Yang pada gilirannya, akan meningkatkan jumlah kunjungan, lama tinggal maupun pengeluaran wisatawan.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, mengikuti pameran wisata di luar negeri menjadi langkah penting yang harus diikuti Indonesia. Dengan materi promosi yang menarik dan tampilan maksimal, diharapkan dapat menjaring banyak Wisman.
“Kegiatan ini sangat penting dan tak boleh disia-siakan. Apalagi, Jepang adalah salah satu negara yang dibidik oleh pasar pariwisata Indonesia. Dari tahun ke tahun, kontribusinya cukup besar pada target kunjungan wisman ke Indonesia," jelasnya. (*)