Kemenko PMK: Kembalikan Kejayaan Rempah Aceh
Di masa lampau Aceh adalah salah satu pintu gerbang jalur rempah nusantara. Rempah Aceh pernah mengalami puncak kejayaan pada abad ke-15, dimana Aceh menjadi penghasil rempah terbaik dunia. Dengan pengalaman masa lalu dan beragam potensi yang ada di Aceh, diharapkan Aceh optimis membangun kembali peradabannya.
"Jalur Rempah Aceh yang kini dipilih menjadi tema besar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 ini semoga membawa kembali kejayaan Aceh terhadap industri rempah, sehingga bisa memakmurkan masyarakat Aceh," ujar Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy saat pembukaan PKA ke 8 di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Sabtu 4 November 2023.
“Semoga tema yang diangkat kali ini, yaitu ‘Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia’ mampu membawa kembali kejayaan rempah Aceh. Dengan kembalinya kejayaan rempah di Aceh kita tentu berharap tidak semata melestarikan budaya kita tetapi turut memberi kemajuan sektor ekonomi masyarakat kita,” imbuh Didik seraya mengingatkan, arus globalisasi membawa perubahan signifikan bagi kehidupan sosial masyarakat.
“Internet hadir hingga ke rumah dan kamar kita. Ada hal positif ada hal negatif, semisal drama Korea yang saat ini banyak digemari dan sedikit banyak mengikis kehidupan sosial kita. Oleh karena itu, pelaksanaan PKA ini kita berharap dapat menjadi sarana menjaga kelestarian budaya kita,” kata Didik.
"Budaya juga menjadi tatanan, budaya mencerminkan tata kehidupan adat istiadat yang sudah dibangun oleh leluhur kita. Sekali lagi, selamat atas pelaksanaan PKA. Semoga kegiatan ini dapat terus menjaga budaya Aceh agar tetap lestari, sekaligus memberi daya ungkit bagi bangkitnya sektor ekonomi terutama UMKM kita,” pungkas Didik.
Museum Rempah
Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur menjelaskan, sesuai dengan tema PKA 8, masyarakat Aceh mempunyai mimpi besar terkait keberlangsungan Jalur Rempah Aceh, melalui pembentukan Museum Rempah, untuk mengakomodasi banyaknya temuan manuskrip dan artefak yang memperlihatkan Aceh sebagai lintasan jalur rempah dunia.
Sedangkan untuk meningkatkan perekonomian Aceh dalam konteks jalur rempah, Penjabat Gubernur mengungkapkan perlunya dibentuk Kebun Raya Rempah di wilayah barat-selatan Aceh, yang sekaligus dapat dijadikan sebagai Living Museum dan pusat edukasi herbal Nusantara di Aceh.
“Kami telah memetakan dan mendata kemungkinan ini. Harapan kami, Kemenko PMK dapat mendukungnya menjadi kenyataan, mengingat perlunya keterlibatan lima kementerian yang saling beririsan yaitu Kemenko Marvest, Kemenpar, Kemendikbudristek, Kementan, dan Kemenkop UKM,” kata Penjabat Gubernur Achmad Marzuki.
Pada kesempatan tersebut, Penjabat Gubernur Aceh juga menyampaikan capaian positif di sektor pariwisata. Sebagaimana diketahui, Aceh menduduki peringkat kedua setelah Nusa Tenggara Barat, sebagai Destinasi Pariwisata Ramah Muslim dalam ajang Indonesia Muslim Travel Index Award 2023.
Sementara itu, Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Al-Haytar, dalam sambutannya sempat menceritakan sekilas tentang pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh dari masa ke masa dan berharap pelaksanaan PKA ke-8 lebih baik dan lebih berkualitas.
“PKA ke-8 harus lebih berkualitas, selain menjadi ajang pelestarian budaya, kegiatan ini harus pula mampu membangkitkan sektor lain, termasuk sektor ekonomi masyarakat,” ujar Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe juga mengapresiasi sejumlah inovasi dan kreasi baru yang tumbuh di Aceh. Hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah terjadi di tengah perkembangan zaman yang terus baharu. Namun, Wali Nanggroe mengingatkan agar kreasi dan inovasi tersebut tidak melenceng dari adat budaya Aceh yang kental dengan nilai-nilai Islam.
Pembukaan PKA 8 dihadiri oleh Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kajati Aceh, perwakilan DPRA serta perwakilan negara sahabat yaitu dari kedutaan Besar Malaysia, India dan Jepang. Prosesi pembukaan PKA ditandai dengan penumbukan rempah di lesung kaye atau lesung kayu oleh Wali Nanggroe, Penjabat Gubernur Aceh dan para wali kota dan bupati dari 23 kabupaten dan kota se-Aceh, di depan panggung utama.
Untuk diketahui bersama, PKA ke-8 akan digelar selama sembilan hari, mulai 4 hingga 12 November 2023, dan diikuti oleh 23 kabupaten/kota se-Aceh. Setidaknya ada 4.829 seniman dan budayawan yang terlibat, 117 peserta pameran, 23 BUMDes, 23 SMK, 72 pengrajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109 tenaga kreatif.
Selain itu, kehadiran 23 Balai Pelestarian Kebudayaan se-Indonesia tentu akan semakin menambah semarak gelaran PKA 8, yang akan berlangsung di beberapa lokasi berbeda, yaitu Taman Sulthanah Shafiatuddin, Museum Aceh, Museum Tsunami, Taman Budaya, Blang Padang, Hermes Hotel, Amel Hotel, Krueng Lamnyong, Kampung Pande, dan Desa Baet.
Advertisement