Kemenkes Terbitkan Izin Edar GeNose UGM
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro menyampaikan kabar gembira. Produk inovasi terbaru dari Konsorsium Covid-19 Kemenristek/BRIN yaitu GeNose C19, alat pendeteksi Covid-19 lewat embusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada dan CePAD yang dikembangkan Universitas Padjadjaran sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes mengeluarkan izin setelah GNose19 menjalani serangkaian uji klinis dan diuji coba di 8 Rumah Sakit dengan Izin Edar KEMENKES RI AKD 20401022883 alat pendeteksi Covid-19 cepat itu akan diproduksi secara massal untuk dipasarkan.
GeNose dan CePAD hadir melengkapi hasil inovasi anak bangsa dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19.
Tahap awal atau batch pertama, GeNose C19 telah diproduksi sekitar 100 unit. Dengan jumlah terbatas ini diharapkan mampu melakukan minimal 120 test per alat atau total 12.000 orang per hari. Keberhasilan GeNose C19 merupakan contoh keberhasilan triple helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan industri.
Dalam hal ini, GeNose C19 dikembangkan oleh UGM dengan dukungan dari Konsorsium Riset Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara, TNI AD, Polri, Kemenkes RI, dan pihak swasta antara lain PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT Swayasa Prakarsa (assembly, perizinan, standar, QC/QA, bisnis).
Menristek mengatakan, GeNose memiliki sensitifitas 90%, spesifisitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%. GeNose C19 mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 di orofaring atau tenggorakan melalui hasil metabolisme Volatile Organic Compound (VOC) atau semacam senyawa hidrokarbon kompleks yang diproduksi dari hasil metabolisme virus.
Berbeda dengan swab test PCR yang membutuhkan waktu pemeriksaan hingga beberapa hari, GeNose C19 dapat mendeteksi Covid-19 hanya dalam hitungan beberapa puluh detik tanpa menimbulkan rasa sakit. Analisis datanya menggunakan Kecerdasan Artifisial, dengan biaya per test berkisar antara Rp15 ribu sampai Rp25 ribu dan hasil yang cepat sekitar 2 menit dan tanpa reagen atau bahan kimia lainnya. Maka itu, diharapkan dengan penggunaan GeNose ini bisa meningkatkan kapasitas skrining Covid-19 di masyarakat.
“ini adalah salah satu bukti hilirisasi inovasi alat kesehatan, karena dapat langsung menjawab kebutuhan saat ini. Harganya sekitar 62 juta rupiah, targetnya kapasitas produksi nanti per Februari 2021 diharapkan sudah mencapai lebih 10.000 unit dan siap didistribusikan ke seluruh Indonesia,” ujar Menteri Bambang.
Intinya, perlu memperkuat sistem survailans, 4T ditambah dengan 3M. Karena itu Indonesia perlu mempunyai kemandirian di dalam melakukan testing dan monitoring terutama untuk skrining. Di sinilah dituntut kemampuan kita untuk melakukan inovasi melahirkan alat yang nanti bisa melakukannya dengan waktu yang cepat, relatif nyaman, dan juga mempunyai tingkat akurasi yang tinggi.
Fleksibilitas penggunaan GeNose C19 memungkinkan penempatannya di bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, perkantoran, dan tempat umum lainnya, seperti tempat wisata dan pusat perbelanjaan, sehingga masyarakat diharapkan dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman dalam rangka pemulihan ekonomi.
#Ingatpesanibu
Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan
Advertisement