Kemenkes RI Minta Waspadai Komplikasi DBD, Kenali Tandanya
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat Indonesia terus mewaspadai komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) yang bisa memicu kematian, yakni Dengue Shock Syndrome (DSS).
Syok bisa terjadi lantaran penderita DBD terlambat mendapatkan penanganan, termasuk kurangnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda syok dini.
Adapun sejumlah tanda-tanda Dengue Shock Syndrome yang harus dikenali sebagai berikut:
- Muntah terus-menerus
- Nyeri perut hebat
- Kaki dan tangan (akral) pucat
- Dingin dan lembab
- Nadi melemah,
- Lesu, gelisah,
- Perdarahan,
- Jumlah urine menurun
Jika mengalami tanda-tanda tersebut, masyarakat diminta segera ke rumah sakit, terutama jika mengalami demam tiga hari berturut-turut disertai mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga dan sakit kepala. Jika mengalami gejala di atas, jangan menunda untuk ke fasilitas kesehatan.
Imbauan ini disampaikan oleh Kemenkes RI menyusul peningkatan jumlah kasus DBD di Indonesia. Dari catatan Kemenkes RI per minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 62 ribu kasus demam berdarah dengue di Indonesia. Dari kasus tersebut, terdapat 475 pasien di antaranya meninggal dunia.
Kasus DBD terbanyak terjadi di Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bandung dengan 1.741 kasus, Kabupaten Bandung Barat dengan 1.422 kasus.
"Kabupaten Lebak 1.326 kasus, Kota Depok 1.252 kasus," terang Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Selasa 16 April 2024.
Kasus penularan DBD diperkirakan masih akan berlanjut sampai bulan April seiring dengan musim hujan usai fenomena El nino. Kendati DBD dapat disembuhkan, namun masyarakat perlu mewaspadai komplikasi DBD yang bisa memicu kematian. Komplikasi di atas merupakan tanda-tanda Dengue Shock Syndrome (DSS).