Kemenkes Imbau Masyarakat Cegah Wabah Pneumonia
Wabah penyakit pernapasan misterius pneumonia yang tidak terdiagnosis merebak di rumah sakit Beijing dan Liaoning, sebuah provinsi yang berjarak 500 mil di timur laut ibu kota.
Situasi ini memicu peringatan dari ProMed, sistem pengawasan penyakit yang juga membunyikan alarm infeksi misterius di Wuhan akhir 2019, yang kemudian muncul sebagai pandemi COVID-19 global.
Wabah ini telah membuat fasilitas kesehatan kewalahan menangani anak-anak yang sakit dan menyebabkan sekolah-sekolah hampir ditiadakan.
Anak-anak yang terinfeksi virus ini mengalami radang paru-paru dan demam tinggi, tetapi tidak disertai batuk atau gejala lain yang menandakan flu, RSV, atau penyakit pernapasan lainnya.
Selain Tiongkok, penyakit radang paru-paru ini juga dilaporkan terjadi di Eropa. Penularan penyakit ini didominasi pada anak-anak.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat tak panik dengan wabah Pneumonia di China. Masyarakat diminta untuk membantu pemerintah dalam pencegahannya.
Dikutip dari kemenkes.go.id, Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Surat Edaran yang ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, pada 27 November 2023, memuat sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan dalam menghadapi penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Melalui surat edaran tersebut, Kementerian Kesehatan juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan, yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.
Info Grafis Kemenkes Imbau Masyarakat Cegah Wabah Pneumonia
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi imbau masyarakat waspada, terlebih melakukan perjalanan ke luar negeri.
Pneumonia disebabkan infeksi bakteri. Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus Pneumonia di China disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum COVID-19. Bakteri ini masa inkubasinya panjang. Penyebarannya tidak secepat COVID-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.
Upaya masyarakat untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia:
- Vaksin melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
- Tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit.
- Ventilasi rumah dan kamar yang baik.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir.
- Apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker.
- Segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam.
Advertisement