Kemendikbudristek Siapkan SDM Strategis Melalui PKN TK II 2022
Guna menjamin akuntabilitas jabatan yang diemban para pejabat negara, diperlukan kompetensi kepemimpinan strategis dan hilangkan ego sektoral. Pesan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2022 di Gedung Garuda Pusdiklat Kemendikbudristek, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin 21 Maret 2022.
PKN II yang diikuti 105 peserta dari berbagai lembaga, didesain untuk mencetak para pejabat tinggi pratama agar memiliki kemampuan manajerial dan menjunjung tinggi tugas dengan nilai-nilai akuntabilitas.
Di depan peserta, Suharti mengungkapkan bahwa para pemimpin di berbagai organisasi pemerintahan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri dengan batasan dinding-dinding penyekat dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang dihadapi Indonesia. Kolaborasi untuk menemukan solusi penting dilakukan.
Penyusunan rencana strategis membutuhkan kemampuan pemimpin yang benar-benar menguasai masalah, perencanaan, dan adaptasi dengan situasi yang makin menantang. Menurut Suharti, salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kita perlu memastikan seluruh warga negara bisa menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Dengan melakukan PKN hari ini diharapkan dapat mewujudkan hal tersebut. Oleh karena itu, mohon para peserta memastikan komitmen dan mengikuti pelatihan dengan konsekuen.
Suharti minta agar para peserta yang berasal dari berbagai lembaga perguruan tinggi di bawah naungan Kemendikbudristek dan instansi-instansi lainnya agar membuka jejaring dan pertemanan untuk kolaborasi.
“Potensi kerja sama Bapak/ Ibu ini luar biasa, saya pastikan itu. Manfaat lain dari PKN adalah pertemanan yang terjalin. Jadi, ikutilah PKN ini dengan baik. Banyak masalah yang dapat kita pecahkan bersama karena berdiskusi dengan teman kita," katanya.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemendikbudristek, Amurwani Dwi Lestariningsih, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan PKN Tingkat II bertujuan mengembangkan kompetensi peserta supaya bisa memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama.
“Kompetensi yang dikembangkan dalam PKN Tingkat II merupakan kompetensi kepemimpinan strategis, yaitu kompetensi manajerial untuk menjamin akuntabilitas jabatan yang meliputi tersusunnya rumusan alternatif kebijakan yang memberikan solusi; tercapainya hasil kerja unit yang selaras dengan tujuan organisasi; terwujudnya pengembangan strategi yang terintegrasi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi; dan terwujudnya kapabilitas pada unit kerja untuk mencapai hasil (outcome) organisasi,” kata Amurwani.
Pusdiklat merespons isu-isu strategis aktual dalam merumuskan pelatihan. “Khususnya terkait G20, di mana pandemi merupakan momen langka untuk transformasi dunia menjadi lebih baik. Dengan semangat pulih bersama serta berkolaborasi mewujudkan Merdeka Belajar, maka semangat PKN juga mengacu pada hal tersebut,” tutur Amurwani.
Amuwarni melanjutkan, sub tema yang diusung PKN II adalah peningkatan kualitas pendidikan yang merata pada masa dan pasca COVID 19; Peningkatan kualitas akses pendidikan melalui teknologi digital; peningkatan gotong royong, dan solidaritas untuk mengatasi learning loss; Penyiapan SDM dalam menghadapi perubahan dunia kerja pasca Covid-19; dan pengarusutamaan pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dalam pendidikan.
Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN), Reni Suzana, mengungkapkan bahwa dirinya mengapresiasi pelaksanaan PKN. “LAN memberikan kepercayaan kepada instansi pemerintah yang akan menyelenggarakan PKN Tingkat II ini secara tematik. Pusdiklat Kemendikbudristek sudah menunjukkan secara konkret setiap tahun mengangkat tema spesifik yang berkontribusi konkret bagi pemerintah,” tutur Reni yang juga hadir secara langsung.
“Seluruh peserta diharapkan membangun karya-karya strategis untuk memenuhi harapan-harapan masyarakat di dalam ekosistem pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi. Kami di LAN berharap ada dua hasil besar yang muncul. Pertama, aktualisasi kepemimpinan strategis di instansi-instansi masing dengan terobosan pelayanan publik, dan kedua, menghasilkan policy brief yang sangat konkret dan mudah diambil pengambil kebijakan untuk mendapat pandangan-pandangan dan terobosan-terobosan baru agar dapat semakin mendekatkan pemerintah kepada masyarakat,” tuturnya.
Reni berpesan agar seluruh peserta membangun motivasi dan jejaring kerja guna menghasilkan performa kepemimpinan yang lebih baik. “Bapak dan Ibu menjadi saksi sekaligus pelaku, bagaimana para pegawai di luar sana banyak sekali mengalami kendala akibat pandemi. Maka, mari kita tumbuhkan motivasi untuk menghasilkan terobosan kebijakan dan ide kreatif yang tadinya tidak terpikirkan,” ungkap Reni.
Narasumber dan fasilitator kegiatan ini berasal dari lingkungan Kemendikbudristek, Lembaga Administrasi Negara, pengajar profesional, dan ahli-ahli lain yang kompeten di bidangnya, antara lain Rhenald Kasali dan Haryono Umar.
Advertisement