Kemendikbud Tetapkan “Pandemi†sebagai Kata Tahun Ini
Badan Bahasa tahun ini menetapkan kata “pandemi” sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2020. Penetapan kata tersebut dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu daftar kata terpopuler menurut KBBI, kemunculan di Google Trends, penanda berbagai peristiwa, penggunaan kata dalam berbagai kalangan, dan keluasan distribusi bidang.
Kata pandemi merupakan kata yang tepat untuk dijadikan KTI 2020, baik dari segi popularitas, penggunaan, pun distribusinya. Kata ini memiliki popularitas yang relatif tinggi sepanjang tahun 2020 dengan distribusi penggunaan di berbagai daerah, bidang ilmu, dan pemangku kepentingan yang luas.
“Kata yang dipilih sebagai KTI pada tahun 2020 adalah kata pandemi yang bermakna wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas dengan kelas kata nomina," kata Kepala Badan Bahasa, Endang Aminudin Aziz, yang disampaikan secara tertulis Minggu 27 Desember 2020.
Pelaksana tugas (plt) Kepala Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Dora Amalia juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kandidat yang dipertimbangkan selain pandemi.
“Kandidiat lainnya selain kata pandemi adalah ‘daring’, di mana daring juga merupakan kata yang paling disebut pada tahun ini. Tetapi kata ‘daring’ sudah terkenal dari 2019 dan kurang menggambarkan keadaan tahun ini,” ujarnya.
Sebagai KTI, kata pandemi ini juga berpotensi untuk tetap bertahan digunakan karena beberapa hal berikut, (1) penggunaan istilah pandemi Covid-19 mencerminkan kondisi global sepanjang tahun 2020 hingga waktu yang belum dapat ditentukan; (2) artikel jurnal dan berita terkait pandemi cukup banyak beredar di masyarakat; dan (3) penetapan berbagai kebijakan yang berdampak pada perekonomian, pariwisata, jam kerja, izin usaha, dan sistem pembelajaran.
Tidak hanya itu, untuk mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional, Badan Bahasa telah mengirimkan pengajar BIPA ke berbagai negara.
Tercatat, Badan Bahasa telah mengirimkan 221 penugasan di 23 negara, 89 lembaga, dan 8854 pemelajar. Pengajaran BIPA dilaksanakan secara langsung atau penugasan lokal dan pemelajaran daring.
Pada tahun ini, Badan Bahasa telah menciptakan produk literasi yaitu 15 judul buku novelet bertema ASEAN, 15 Judul bertema toleransi, 30 judul komik, dan panduan penulisan. Produk lain yang sudah diterbitkan Badan Bahasa dalam literasi adalah layanan laman buku digital yaitu budi.kemdikbud.go.id.
“Laman tersebut berisi buku-buku digital yang dapat diakses oleh masyarakat dan dapat diunduh secara bebas. Tidak hanya itu kami juga menyediakan buku audio untuk disabilitas netra, Badan Bahasa selalu berusaha untuk membuat produk yang inklusif,” tutur Kepala Badan Bahasa.
Ia juga menyebut jika terdapat tiga modul pengembangan, yaitu Modul Mendengarkan, Modul Merespons Kaidah, dan Modul Membaca. Setiap modul mencakupi empat teslet yang terbagi atas teslet sintas, sosial, vokasional, dan akademik serta disajikan dalam jalur panel pengujian.
Melalui UKBI MSAT, penutur bahasa Indonesia dengan performa apa pun dapat dipotret kemahirannya dengan efisien. Peserta uji akan mendapatkan jumlah soal yang sesuai dengan estimasi kemampuan yang dipotret oleh sistem MSAT.
Pada 1 Desember 2020 lalu, Badan Bahasa bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah meluncurkan buku Pedoman Perubahan Perilaku dalam 77 Bahasa Daerah.
Penggunaan bahasa daerah pada buku itu diharapkan dapat memudahkan pemahaman dan penerapan pedoman perubahan perilaku yang berkaitan dengan protokol kesehatan 3 M oleh masyarakat di masing-masing daerah.