Kemendikbud Kampanyekan 3M dalam 77 Bahasa Daerah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong perubahan perilaku masyarakat guna meningkatkan pencegahan Covid-19, dengan pemberdayaan bahasa daerah.
Terkait dengan tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud meluncurkan “Pedoman Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami masyarakat. Menurut Nadiem, terdapat tantangan yang besar menyangkut kebahasaan terkait isi kampanye.
"Ini harus cepat ditangani,” ujarnya secara virtual melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rabu 2 Desember 2020.
Kampanye 3M merupakan sebuah singkatan yang berisi slogan perubahan perilaku masyarakat yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebelumnya, pemerintah telah gencar mensosialisasikan video “Pesan Ibu” agar 3M lebih masif diterapkan.
Mendikbud menjelaskan, strateginya mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat yaitu bahasa daerah. Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, dinilai sebagai sarana yang lebih efektif untuk mendekatkan isi pesan secara emosional kepada para pendengarnya.
“Semoga masyarakat tergerak menerapkan pedoman ini dalam hidup sehari-hari. Saya berterima kasih pada inisiatif yang diambil Kepala Badan Bahasa yang bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Penanganan Satgas Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi terobosan Kemendikbud.
“Bahasa daerah sangat strategis untuk mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing seperti “adaptasi”, “asimptomatik”, new normal, dan social distancing,” katanya.
Doni Monardo meyakini, penjelasan tentang Covid-19 harus memakai bahasa yang mudah dimengerti masyarakat, sekaligus menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia dari sisi keragaman budaya.
“Saya harap, masyarakat lebih cepat mempelajari tentang Covid-19 dan tahu cara melawannya,” ujar Doni.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, E Aminudin Azis mengatakan, sangat hati-hati dalam proses penerjemahan. “Kami uji coba juga pada ahli bahasa daerah setempat, lalu kami perbaiki, baru kami uji coba lagi kepada masyarakat,” kata Aminudin.
Aminudin mengungkapkan, awalnya Satgas Covid-19 memohon bantuan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk menerjemahkan pedoman perubahan perilaku dalam masa pandemi Covid-19 ke dalam 34 bahasa daerah.
Akan tetapi, mengingat luasnya wilayah dan beragamnya bahasa di Indonesia, pihaknya merasa perlu menerjemahkan pedoman ini ke dalam lebih banyak bahasa, sehingga berkembang dari 34 bahasa sesuai jumlah provinsi menjadi 77 bahasa.
Jumlah ini, dikatakan Aminudin, besar kemungkinan akan terus bertambah karena masih ada balai dan badan yang melakukan proses penerjemahan di daerah.
“Tujuannya agar panduan ini mudah dibaca, kita terjemahkan dalam bahasa awam atau bahasa sehari-hari masyarakat kebanyakan,” kata Aminudin.
Advertisement