Pandemi Covid-19, Kemendikbud Gelar Anugerah Kihajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) berusaha menjaga nyala api belajar para peserta didik di tengah pandemi Covid-19 melalui program Anugerah Kihajar.
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Muhammad Hasan Chabibie, mengatakan
Anugerah Kihajar ini terdiri dari kegiatan 'Kita Harus Belajar' (Kihajar), Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) dan Membuat bahan TIK (MembaTIK), menjadi wadah bagi siswa, guru, dan masyarakat pendidikan dalam meningkatkan kompetensi TIK yang dikemas dengan model kompetisi melewati berbagai tahapan.
"Meski di tengah pandemi, Kemendikbud memberikan ruang bagi guru maupun siswa untuk berekspresi dan berkolaborasi," kata Chabibie pada gelaran Anugerah Kihajar secara virtual, Jumat 4 Desember 2020 malam.
Program Anugerah Kihajar merupakan kegiatan dari Pusdatin Kemendikbud sejak 2006, dan mampu meningkatkan kompetensi TIK di kalangan siswa, guru, dan masyarakat pendidikan lainnya dari tahun ke tahun.
Chabibie menjelaskan, meski kegiatan Kihajar ini digelar di tengah pandemi Covid-19, tetap diminati oleh para siswa, guru dan masyarakat pendikan. "Kegiatan Kihajar tahun diikuti sebanyak 65. 555 siswa dari dalam maupun luar negeri dengan berbagai jenjang. Jumlah jauh lebesar dari tahun sebelumnya," katanya.
Kihajar 2020 kali ini hadir dengan tiga varian baru, dengan tujuan memperluas akses dan kesempatan peserta untuk berpartisipasi, mulai dari Kihajar untuk para siswa, Kihajar TIK Talks sebuah webinar mengangkat isu permasalahan pendidikan daerah dengan menghadirkan narasumber yang berasal dari praktisi pendidikan, ahli pembelajaran dan juga pengembang teknologi pembelajaran di 10 Provinsi, dan Kihajar Explorer yang dikemas dalam edutainment yang mengajak Gen Kihajar dari berbagai jenjang memanfaatkan konten Rumah Belajar, TV Edukasi dan Suara Edukasi melalui Instagram tvedukasi_kemdikbud
Dari tahapan yang dilakukan 301 GEN KIHAJAR dinyatakan lolos babak Final yang kemudian diseleksi kembali menjadi 10 terbaik dan 5 video terbaik dari masing-masing jenjang pendidikan.
Sementara ajang Membuat bahan TIK (MembaTIK) yang merupakan lomba membuat media pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bagi guru, siswa, mahasiswa, dan khalayak umum diikuti sebanyak 392 peserta yang terdiri dari beberapa kategoi perlombaan seperti video pembelajaran, multimedia interaktif, game edukasi, augmented reality (AR), dan motion grafik
Kemudian, ajang Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) yang melibatkan guru-guru dari mulai tingkatan jenjang TK/PAUD hingga SMA/SMK sederajat diikuti sebanyak 70.312 peserta. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 28.624 peserta.
Setelah melakukan rangkaian penugasan di empat level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi tercatat sebanyak 1.020 peserta yang berasal dari 34 provinsi dengan masing-masing 30 peserta pada tiap provinsi. Peserta yang lulus di level empat yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO sudah mendapatkan gelar sebagai Sahabat Rumah Belajar (SRB).
Para SRB kembali diseleksi dengan menyosialisasikan produk-produk Pusdatin Kemendikbud kepada rekan sejawat. Pemanfaatan Rumah Belajar, TV Edukasi, dan Suara Edukasi disosialisasikan secara daring maupun tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.
SRB berbagi di kala pandemi isukses menginspirasi rekan pendidik lainnya untuk tetap menjaga Nyala Api Belajar.Dari level empat, SRB dikerucutkan menjadi lima besar pada tiap provinsi hingga terpilih 40 peserta yang layak menjadi Duta Rumah Belajar (DRB) 2020.