Kemenangan "Bau Tanah", Celotehan untuk Biden pun Bermunculan
Joseph Robinette "Joe" Biden, Jr. merupakan Mantan Wakil Presiden di era kepemimpinan Presiden AS Barack Obama.
Joe Biden lahir di kota Scranton, Pennsylvania pada tanggal 20 November 1942. Perjalanan karier Joe Biden disebut-sebut tidaklah begitu mulus.
Dilansir dari laman Biography.com, Joe Biden memulai kariernya sebagai pengacara sebelum terjun ke dunia politik.
Dia memulai praktiknya sebagai pengacara di Wilmington, Delaware pada sebuah firma hukum pada tahun 1968. Sambil menjadi pengacara ia kemudian aktif menjadi anggota dari Partai Demokrat.
Pada tahun 1971, Biden membuka firma hukumnya sendiri setelah menjabat sebagai anggota Dewan New Castle Country.
Kariernya sebagai pengacara semakin naik daun. Akhirnya Partai Demokrat Delaware mendorong Biden yang masih berusia 29 tahun untuk mencalonkan diri sebagai Senat Amerika Serikat.
Joe Biden kini berusia 77 tahun, sedang Donald berusia 74 tahun. Tak heran bila pendukung Trump pun membikin celotehan.
Victory ..? (Sudah bau tanah..)
If he wins, it means that the US can get president with bloody hands of thousand lives of Donbass people...
("Jika dia menang, berarti AS bisa mendapatkan presiden dengan tangan berdarah seribu nyawa rakyat Donbass.. )
Dipetik dari akun facebook Dini Setyowati, warganet pun memberi komentar. Ottis Simopiaref: "Sayangnya, Senat masih didominasi oleh orang-orang Repulika. Kebijakan luar negeri tentang Hak Asasi Manusia misalnya, tidak bisa banyak diharapkan dari AS."
Cucu Biden pun bahagia
Cucu Joe Biden, Naomi Biden membagikan momen kebahagiaannya setelah sang kakek menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).
Biden menjadi presiden setelah mengalahkan petahana Presiden AS, Donald Trump.
Biden memiliki electoral vote sebanyak 290, sedangkan Trump hanya mempunyai 214 electoral vote.
Seperti diwartakan New York Post, sang cucu yang memberitahu Biden bahwa dirinya terpilih sebagai presiden setelah meraih kemenangan di Pennsylvania.
Naomi pun memposting foto keluarganya yang saling berpelukan setelah Biden terpilih menjadi Presiden AS di Twitter.
Naomi pun menambahkan caption dari tanggal kemenangan Biden dalam unggahannya, “11.07.20”.
Reaksi Donald Trump
Donald Trump menolak untuk menyerah, dan tim kampanyenya telah mengajukan gugatan baru - kali ini di daerah Maricopa, Arizona.
Gugatan tersebut menuduh bahwa petugas pemungutan suara menyuruh beberapa pemilih untuk menekan tombol setelah mesin mendeteksi "overvote" (suara berlebihan), yakni ketika pemilik suara memilih lebih dari satu calon untuk suatu jabatan, yang membatalkan suara mereka.
Tim kampanye tersebut berusaha untuk meninjau surat suara tersebut secara manual, dengan mengatakan bahwa itu bisa menjadi "menentukan" di negara bagian, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu 8 November 2020.
"Ini hanya taktik mengulur waktu," kata pejabat Arizona Katie Hobbs, dalam sebuah pernyataan. "Mereka menjepit sedotannya."
Biden memegang kendali tipis di Arizona, benteng tradisional Republik. Dia tidak perlu memenangkan 11 suara elektoral negara bagian tersebut untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Advertisement