Benteng Pendem Saksi Kemenangan Dylan Page
Ajang balap sepeda Tour de Indonesia 2018 etape pertama usai sudah. Pembalap asal Swiss, Dylan Page sukses menjuarai etape pertama dengan jarak tempuh 127,4 Km.
Benteng Pendem (Van De Bosch) peninggalan Belanda, jadi saksi kemenangan pembalap andalan Team Sapura Cycling Malaysia itu.
Sambutan riuh masyarakat Ngawi dan sekitar, sukses antarkan Dylan menjadi yang tercepat. Setelah menang adu sprint dengan dua pembalap asal Indonesia yaitu Projo Waseso yang memperkuat Timnas dan Abdul Gani dari KFC Cycling Team dengan catatan waktu 02:42:04.
Dengan kemenangan ini Dylan Page berhak menyandang purple jersey (kostum ungu) atau menjadi pimpinan klasemen umum hingga etape pertama.Sedangkan Projo Waseso menjadi pebalap Indonesia tercepat dan berhak menyandang kayas jersey (kostum merah muda).
"Tinggal sedikit lagi sebenarnya. Sebetulnya bisa, tapi 50 meter jelang finis saya tertahan pembalap Aisan dan nyaris salah jalur. Tapi saya bisa kembali dan masih berada di rombongan depan," kata Projo Waseso usai balapan.
Balapan etape pertama memang berlangsung dengan ketat sejak dilepas di Candi Prambanan. Selama balapan terdapat tiga titik sprint yang pertama di Taman Sriwedari Solo dan yang tercepat adalah Robin Manullang dari PGN Cycling Team.
Untuk titik sprint kedua di depan Kantor Bupati Sragen giliran pembalap Terengganu Cycling Team Malaysia, Nur Amirul Fakhruddin dan untuk titik sprint terakhir direbut oleh pembalap asal St George Continental Cycling Team, Mathew Zenovich.
Dengan bergantinya pembalap tercepat dititik sprint dan finis menunjukkan jika balapan etape pertama ini didominasi pebalap yang mempunyai spesialisasi sprint. Tidak hanya pebalap asing, pembalap tuan rumah Indonesia juga mampu bersaing di barisan terdepan.
"Hasil yang cukup bagus. Sebenarnya peluang untuk ke depan memang ada. Tapi semua melihat, persaingan cukup ketat dan pembalap kami sempat bersenggolan dengan pembalap lain menjelas finis," kata Sport Director KFC Cycling Team.
Kejuaraan yang masuk kalender UCI dengan level 2.1 ini memang penuh dengan tantangan. Hanya saja disepanjang perjalanan semua pebalap disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Petualangan itu dimulai dari salah satu ikon Daerah Istimewa Yogyakata yaitu Candi Prambanan.
Tidak hanya wisata budaya, wisata sejarah juga menemani para peserta. Seperti Benteng Pendem yang merupakan salah satu saksi sejarah penjajahan Belanda. Benteng yang pada awalnya bernama Benteng Van Den Bosch tersebut selesai dibangun pada tahun 1845.
Letak benteng ini sangat strategis karena berada disudut pertemuan sungai bengawan Solo dan sungai Madiun. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.
Benteng yang memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha ini merupakan objek wisata andalan di Kabupaten Ngawi. Lokasinya pun mudah dijangkau. Jaraknya kurang lebih 1 Km arah Timur Laut dari Kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Setelah menyelesaikan etape pertama, pembalap yang finis bakal menjalani etape kedua dari Madiun menuju Mojokerto dengan jarak 117,5 km.
Balapan etape dua ini akan melalui lintasan yang tidak jauh beda dengan etape pertama. Dengan demikian pembalap dengan spesialisasi sprint bakal kembali berjaya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat kepada pebalap Swiss Dylan Page yang berhasil menjuarai etape 1 Tour de Indonesia 2018, dan berharap bisa menjadi berita menarik bagi penggemar di negaranya.
“Saya berharap para atlit sepeda Internasional ini bisa mengkabarkan di negaranya tentang Tour Indonesia, khususnya alam dan budaya di Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga Bali. Tentunya ini jadi alat promosi pariwisata yang efektif, terlebih ketika dia juara maka media di negaranya akan mempublikasikannya,” ujar Menpar.(*)