Operasi Kembar Siam Rochman-Rochim Sementara Istirahat Dulu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo menggelar acara pelepasan kembar siam Rochman-Rochim. Acara yang dilaksanakan di ruang Loka Widya ini menandai istirahat setelah menjalani perawatan selama 9 tahun.
Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA(K) mengatakan, ini adalah semi final untuk kasus kembar siam Rochman-Rochim.
Keberhasilan operasi rekonstruksi vesica urinaria (saluran kencing) dengan metode mitrofanoff pada Rochim, Jumat (5/10) berakhir sementara tindakan medis untuk kasus kembar siam tersebut. Namun, perawatannya harus terus dilakukan.
"Alhamdulillah berkat tim kami yang solid, Rochman saat ini kencingnya menggunakan sistem mitrotanoff. Ia tidak pakai selang lagi. Kalau ingin kencing, dia bisa mandiri. Dia akan memasukkan kateter," kata Agus.
Namun, lanjut Agus, meski sudah mampu mandiri, bukan berarti prosesnya berhenti. Katanya, prosesnya masih panjang. "Rochman akan kita buatkan pembuatan penis. Nanti, saat sudah remaja," ujar Agus.
Di usianya yang ke 9, Rochman sudah berhasil melewati 7 kali operasi. Operasi pembentukan saluran kencing adalah yang terkahir. Namun, ia masih harus kontrol paling tidak 1 bulan sekali.
Saat ia remaja, barulah tim dokter akan membuatkan penis artificial atau penis buatan.
Pembentukanya sengaja dilakukan saat remaja. Hal ini untuk menghindari bongkar pasang. Namun, penis buatannya itu hanya bersifat sebagai aksesoris, tidak berfungsi untuk reproduksi.
"Dua minggu lagi Rochman masih akan kontrol. Kontrol selanjutnya tergantung pada kondisi luka pasca operasi saluran kencingnya. Proses pembuatan penisnya akan dilakukan saat Rochman remaja. Kenapa? Kalau mau dibuatkan sekarang, nanti kalau dia remaja akan dibongkar lagi. Jadi biar satu kali proses, dibuatkan nanti saja waktu remaja," tambah dr Agus.
Pada acara pelepasan itu, Rochman-Rochim mendapatkan hadiah peralatan sekolah dan uang jajan. Penyerahannya diwakili oleh dr Agus, Direktur RS Dr Soetomo dr Harsono, dan Rektor Universitas Airlangga, Profesor Mohammad Nasih.
Rektor Unair bahkan sudah membukakan pintu untuk Rochman-Rochim, apabila dewasa kelak ingin menempuh pendidikan di Unair.
"Rochman-Rochim kalau nanti dewasa pengen jadi perawat karena sering ketemu dan melihat perawat-perawat, nanti setelah lulus SMA, kalau mau ke sini lagi bilang. Nanti kami bantu," kata Nasih saat memberikan sambutan pada acara pelepasan Rochman Rochim.
Diakuinya, hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya memelihara dan mendorong inovasi di bidang pelayanan kesehatan, khususnya di bidang perkembarsiaman. Bagaimana hasil dari proses pemisahan itu, dapat menciptakan anak-anak yang punya masa depan baik. Pendidikan, adalah salah satu unsur pendukungnya. (tts)
Advertisement