Kembangkan Wisata Spiritual, Ini Langkah THF
Magelang: Indonesia dengan Ketuhanan Yang Mahaesa harus menjadi satu pusat spiritual dunia. Di bawah panji-panji sila pertama Pancasila tersebut, spiritualitas bangsa Indonesia hidup dan berkembang. Kendati berasal dari berbagai agama, bangsa Indonesia bisa bersatu, menjadi bangsa dengan spiritualitas yang tinggi.
Potensi itulah yang dijadikan pijakan oleh Tidar Heritage Foundation (THF) untuk terus mempromosikan Indonesia sebagai pusat spiritual dunia. THF pun melaunching Pariwisata Spiritual dengan menggelar pagelaran wayang yang menggambarkan perjalanan Resi Brotonirmoyo, orang suci yang lahir di dekat Gunung Tidar. Seorang yang kemudian mengembangkan misi suci penuh spiritualisme dengan pesan perdamaian dan harmoni dengan tanpa memandang perbedaan ras, budaya dan agama.
Pagelaran wayang dihelat dalam Gala Dinner di The Club House of Borobudur International Golf Course yang berada tepat di kaki Gunung Tidar, Magelang, Sabtu (25/3) malam. Dalam keyakinan spiritual orang Jawa, Tidar diyakini sebagai pusat dunia. Tidar adalah episentrum dunia. Gunung Tidar merupakan satu tempat spiritual. Sebanyak 14 wakil kedutaan negara sahabat dan konsulat hadir dalam acara ini.
Di antaranya Mongolia, Hungaria, Serbia, Kroasia, Laos, Lebanon, Oman, Panama, Filipina, Venezuela, Australia, Jerman dan Republik Rakyat China. Tampak hadir pula sejumlah tokoh seperti Fadel Mohammad, Cosmas Batubara, Mardiyanto dan Didik Nini Thowok. Dari Kementerian Pariwisata hadir Watie Murani (sekretaris Tim Percepatan Borobudur). Para tamu menikmati pertunjukan wayang dengan panduan naskah yang dipaparkan lewat televisi yang diletakkan di depan penonton.
Pertunjukan wayang menjadi lebih menarik karena pesinden yang tampil berasal dari sejumlah negara. Ada Hiromi Kano (Jepang), Dora Hyorfi (Hungaria), Agnes Feroso (Amerika Serikat). “Saya suka. Saya sangat menikmatinya. Ada panduan yang sangat membantu untuk memahami jalan ceritanya,” ujar Jorg Kinnen, Kepala Divisi Pers dan Kebudayaan Kedutaan Jerman usai acara.
Hal yang sama juga disampaikan Steven Barraclough dari Kedutaan Australia. Steven malah lebih paham karena mengerti bahasa Indonesia dan sedikit bahasa Jawa.
Sebelum pertunjukan wayang dimulai, DS Darmono dari THF selaku penyelenggara acara menguraikan tentang Tidar sebagai pusat spiritualitas. Dikatakannya, Presiden Jokowi selalu mempromosikan Indonesia sebagai negara dengan pariwisata budaya yang kuat. Indonesia memiliki 700 lebih kearifan spiritual lokal. Kekayaan budaya spiritual yang luar biasa.
Darmono menguraikan pula adanya keyakinan bahwa awal peradaban dunia dimulai dari Gunung Tidar. “Kendati ini harus dibuktikan oleh para akademisi melalui risetnya, banyak yang meyakini bahwa Nabi Nuh membuat perahunya yang dari pohon jati itu di sini. Dan setelah berlayar selama 40 hari 40 malam, sampai ke Timur Tengah,” kata Darmono.
Indonesia adalah tanah yang sangat diberkahi dengan kecantikan alamnya, sehingga disebut sebagai Zamrud Katulistiwa. Indonesia juga disebut sebagai Ring of Fires, Negeri Cincin Api karena adanya ratusan gunung api aktif. Semua orang tak henti berpikir mengapa Tuhan menganugerahkan 17 ribu pulau di sini. “Yang semua ini meyakinkan banyak orang bahwa Indonesia akan menjadi pusat maritim dan oceanografi dunia. Juga pusat spiritualitas dunia,” tambah Darmono.
Oleh karena itulah, dari Gunung Tidar ini, THF ingin berkontribusi pada negara, bangsa bahkan kepada dunia melalui perdamaian dan harmoni. Langkah pertama yang dilakukan THF mendorong pemerintah mulai merevitalisasi Candi Borobudur sebagai Mekkah-nya umat Buddha dan menginisiasi kawasan khusus yang pengelolaannya di bawah pemerintah pusat.
“Intinya, THF ingin pusat spiritual dunia itu tidak hanya di Roma, tidak hanya di India, tidak hanya di Jerusalem, tidak hanya di Mekkah. Indonesia, Tidar khususnya bisa menjadi pusat spiritual dunia. Sehingga orang pun berbondong-bondong ke sini. Indonesia telah membuktikan sebagai negara dengan spiritualitas tinggi lewat masyarakat yang damai dan harmoni,” urai Darmono.
Kepada para hadirin, khususnya para perwakilan negara sahabat, Darmono berpesan untuk menyebarkan pengalaman malam itu kepada sebanyak mungkin kawan. Dan tidak lupa untuk mendukung Indonesia mengembangkan wisata kultural spiritual sebagai upaya untuk mendorong dunia yang damai dan harmoni.
Staf Ahli Multikultual Kemenpar Hari Untoro menilai yang dilakukan THF itu dengan 3P. Pertama performance. Acara THF dengan wayangan merupakan upaya mengangkat budaya daerah menjadi kekayaan budaya dunia. “Ini semakin memperkokoh kawasan Joglosemar yang pusatnya di Borobudur dengan Tidar sebagai paku Jawanya,” tegas Hari.
P yang kedua promosi. Atraksi wayang ini merupakan promosi mahakarya dunia. Karena wayang, keris dan batik merupakan Warisan Dunia yang telah ditetapkan oleh Unesco sebagai World Heritage Intangible. Dan Borobudur serta Prambanan adalah mahakarya dunia sebagai tangible heritage.
“Sedang P yang ketiga adalah proyeksi. Proyeksi ke depan Tidar Heritage Foundation memiliki komitmen untuk mendukung Kementerian mengembangkan kepariwisataan di sekitar Magelang dalam mengembangkan destinasi. Satu hal yang sangat positif,” tandas Hari. (*)
Advertisement