Kembangkan Moderasi Beragama, Kaum Santri Berperan Kelola Media
Media-media moderat telah berkembang dengan pesat dan dikenal secara luas. Masing-masing dari media Islam moderat di Indonesia, telah memiliki ceruk pembaca tersendiri, sehingga mampu memperlebar wilayah penyebaran konten moderasi beragama.
“Alhamdulillah, kami sudah saling bertemu. Pola yang kita cari sudah mulai didapat. Alif juga sudah menemukan brandingnya sebagai media budaya Islam. Islamidotco dan Bincang Syariah juga sudah matang,” tutur Pemimpin Redaksi NU Online Ahmad Mukafi Niam, dalam keterangan Sabtu, 12 Desember 2020.
“Persoalannya, bagaimana tantangan ke depan yang harus kita hadapi? Sekarang tugas kita adalah menyelamatkan ‘kapal’ digital dan kita harus bisa optimis,” tutur Niam, yang menekankan peran kaum santri dalam pengelolaan media online.
Ahmad Mukafi Niam mengatakan hal itu, dalam kegiatan Kemenag RI melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, yang melakukan kerja sama dengan sindikasi media Islam dalam rangka menyebarkan konten-konten keagamaan berdasar pada prinsip moderasi beragama.
Puslitbang Bimas Islam Kemenag RI bersama El-Bukhari Institute menggelar Konsolidasi Pengelola Media: Promoting Moderasi Beragama untuk Sindikasi Media Islam di Hotel Bluesky, Jl Raden Saleh, Jakarta Pusat, pada Jumat 11 Desember 2020.
Kasubag TU Puslitbang Bimas Islam Kemenag RI Rizki Riyadu Topeq melalui layanan zoom, memberikan pesan-pesan khusus. Pada kesempatan itu, hadir beberapa media Islam. Di antaranya NU Online, Alif.id, Islami.co, bincangmuslimah.com, bincangsyariah.com, harakah.id, dan Aswaja TV yang melakukan diskusi dalam rangka berupaya mengarusutamakan konten moderasi beragama di dunia digital.
Pada bagian lain Niam menambahkan, dengan inisiatif dan kerja sama yang sudah dilakukan, pihaknya yakin dan optimis media Islam moderat bisa berkembang dengan cepat.
"Kompetitor dari pihak yang selama ini kontra terhadap prinsip moderasi beragama juga melakukan hal sama atau perkembangannya tersendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh terdiam. Inovasi harus tetap kita lakukan,” tegas Niam.
Ia memberi contoh, selama masa pandemi Covid-19 ini, NU Online telah melakukan ekspansi ke platform media sosial lain yakni youtube. Pihaknya mencoba mengejar berbagai produksi konten yang berprinsip moderasi beragama seperti menggarap video tutorial keislaman.
“Sebab kalau kita diam maka akan mengalami keterlambatan. Sementara pihak lain terus berjalan. Kita harus selalu bergandengan tangan untuk terus maju bersama. Nilai bersama kita adalah memperjuangkan Islam rahmatan lil alamin untuk bergerak bersama menjadikan Indonesia yang damai dan sejahtera,” tutupnya.
Dalam kesempatan ini hadir pula sebagai pembicara Direktur Numedia Digital Indonesia Savic Ali yang mendiskusikan soal pengarusutamaan moderasi beragama melalui media. Selain itu hadir pula perwakilan pengelola media Islam moderat lainnya.
Acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini, digelar dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kemudian masing-masing perwakilan pengelola media Islam moderat itu mengutarakan berbagai proyeksi ke depan, terutama dalam rangka menyebarkan berbagai konten keislaman yang berprinsip moderasi pada 2021 mendatang.