Kembangkan Islam Ramah, Aktivis Indonesia Resmikan Masjid di Belanda
Amsterdam: Para aktivis NU di Belanda, berusaha menanamkan citra Islam ramah, Islam Rahmatan lil’alamin di negeri Belanda. Hal itu diwujudkan dengan pendirian sejumlah masjid, baik di Amsterdam dan di Den Hag, Belanda.
Masjid Al Ikhlas di Amsterdam, peresmiannya dihadiri sejumlah duta besar Indonesia di luar negeri. Seperti Ahmad Chozin Chumaidy, Dubes RI untuk Lebanon, Safira Rosa Machrusah, Dubes RI untuk Aljazair, Agus Maftuh, Dubes RI untuk Saudi Arabia, Prayono Atiyanto, Dubes RI untuk Azerbaijan.
“Alhamdulillah, jadi saksi sejarah, bersama 3 duta besar dari Saudi Arabia, Lebanon, Azerbaijan. Kami berharap empat diberi kesempatan untuk menggunting pita sebagai penanda diresmikannya berdirinya Masjid Al Ikhlas di Amsterdam. Semoga nama masjid Al Ikhlas akan menyemaikan Islam yang ikhlas dikalangan pengelola masjid...ikhlas memperjuangkan Islam rahmatan lil 'alamin,” kata Safira Rosa Machrusah, Dubes RI untuk Aljazair, dalam surelnya pada ngopibareng.id, Rabu (29/03/2017).
Selain itu, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda mendirikan Aswaja Center di Den Haag, Belanda. Pusat kegiatan Ahlussunnah Waljamaah ini bertempat di Masjid al-Hikmah PS Indonesia.
Dalam sambutannya, Chozin Chumaidy berharap, dengan didirikannya Aswaja Center ini, nilai-nilai Aswaja NU yang moderat, toleran, berjamaah, dan mencintai tanah airnya menjadi semakin kokoh.
Katib Syuriyah PBNU KH Zulfa Mustofa yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan rasa bangga dan syukur atas berdirinya Aswaja Center ini. "Kami akan melaporkan kepada Ketua Umum PBNU di Jakarta. Ini perjuangan PCINU sangat luar biasa, padahal baru dua tahun. PBNU harus men-support," katanya.
"PCINU Belanda ini baru dua tahun, dulu Kiai Nur Hasyim sebagai rais syuriyah dan Fakhrizal Affandi dilantik oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang waktu itu menjabat sebagai Rais ‘Aam PBNU," imbuhnya.
Ketua PCINU Belanda Fakhrizal Affandi berharap dengan adanya Aswaja Center kegiatan keislaman di Belanda makin semarak, baik kajian, amaliyah ataupun dakwah.
Acara ditutup doa yang dilantunkan oleh KH Ahmad Hambali Maksum, WNI asal Kebumen. Laki-laki berumur 78 tahun tersebut adalah alumni pesantren Tebuireng Jombang, teman sejawat Gus Dur dan KH Mahfud Ridwan Salatiga.
"Tantangan orang Islam di Belanda berat sekali akhir-akhir ini. Tapi bagi penganut mazhab Aswaja ala NU, insya Allah banyak jalan keluarnya," ujar Hambali yang sudah 40 tahun tinggal di Belanda. (adi)
Advertisement